Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kenalkan Jaksa-jaksa Cantik di Kejari Cabang Pelabuhan Makassar, Begini Curhatnya

Bagi Icha, sapaan akrabnya, menjadi seorang jaksa memiliki kesan yang sangat luar biasa.

Penulis: Hasan Basri | Editor: Mahyuddin
hasan/tribuntimur.com
Kejaksaan Negeri Cabang Pelabuhan Makassar ternyata memiliki segudang jaksa cantik. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kejaksaan Negeri Cabang Pelabuhan Makassar ternyata memiliki segudang jaksa cantik.

Tidak hanya sekedar berparaskan cantik, mereka juga pintar.

Mereka adalah Aisyah Amini kelahiran Parepare 2 Mei 1985, Siska Hanum Pratiwi (1984), Indraswati (1984), Anggelita Fuji Lestari (1983).

Musdalifa (1980), Nurdiana (1980), Irnawati Syam (1986), Nurjayanti (1985), Nurul Saras (1995), Andi Kartika Ramadhani (1994) dan Ariani Vemi (1984).

Saat Tribun menemui mereka di kantornya yang berlokasi di Jl Nusantara, Makassar, mereka menceritakan suka dan dukanya selama bertugas.

Sejumlah jaksa cantik dan modis dari Kejaksaan Negeri Cabang Pelabuhan Makassar befoto bersama di depan kantornya, Jl Nusantara, Makassar, Selasa (20/3).
Sejumlah jaksa cantik dan modis dari Kejaksaan Negeri Cabang Pelabuhan Makassar befoto bersama di depan kantornya, Jl Nusantara, Makassar, Selasa (20/3). (sanovra/tribuntimur.com)

Di antaranya Aisyah Amini selaku Jaksa Fungsional.

Bagi Icha, sapaan akrabnya, menjadi seorang jaksa memiliki kesan yang sangat luar biasa.

Baca: 10 Foto Cantiknya Brigadir Poppy Puspasari, Polwan yang Nyamar Jadi PSK di Bali

Sebab, menjadi Jaksa memiliki banyak relasi.

Mulai dari hakim, polisi hingga keluarga yang berperkara yang ditangani.

"Sukanya karena banyak relasi," kata perempuan kelahiran Parepare ini.

Alumni Fakultas Hukum Unhas itu menilai,  menjadi seorang jaksa tidak hanya sekedar paham masalah hukum.
Jaksa itu harus dituntut punya performa yang bagus terutama dalam menangani setiap perkara.

Tak cuma fisik, setiap jaksa mesti juga punya ketahanan psikis yang baik ketika perkara yang dia tangani cukup menguras pikiran, tenaga, maupun batin

"Jaksa juga harus kuat mental, karena kita selalu berhadapan dengan orang berperkara," ujarnya. Apalagi, kata Jaksa yang membidangi sebagai Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Musabahnya, mereka biasa mendapatkan ancaman ataupun teror dari keluarga berperkara yang tidak terima dengan tuntutan yang dibacakan dalam persidangan.

Sejumlah jaksa cantik dan modis dari Kejaksaan Negeri Cabang Pelabuhan Makassar befoto bersama di depan kantornya, Jl Nusantara, Makassar, Selasa (20/3/2018).
Sejumlah jaksa cantik dan modis dari Kejaksaan Negeri Cabang Pelabuhan Makassar befoto bersama di depan kantornya, Jl Nusantara, Makassar, Selasa (20/3/2018). (sanovra/tribuntimur.com)

Baca: Dakwaan Jaksa Tidak Terbukti, Kepala Dinsos Sinjai Divonis Bebas

"Pernah dapat ancaman dari keluarga berperkara, karena mereka menganggap bahwa tuntutan yang dibacakan kewenangan sendiri," sebutnya.

Ia mengaku pernah menuntut terdakwa paling tinggi 13 tahun penjara untuk terdakwa tindak pidana narkotika.

Icha menambahkan bahwa menjadi seorang Jaksa dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan dinamika hukum. "Makanya kita tidak pernah berhenti belajar, dan selalu update," ujarnya.

Senada juga disampaikan Andi Kartika Ramadani.

Bagi dirinya menjadi seorang Jaksa harus banyak keahlian, dan tidak hanya dari segi pemahaman hukum saja.

"Intinya kita perbanyak belajar dan bergaul," ujarnya. Perempuan yang hobby Travelling mengaku sejak kecil sudah bercita cita menjadi seorang Jaksa. Apalagi mendapat dukungan dari orangtua.

"Cita cita sejak kecil memang mau jadi Jaksa, makanya saya ambil kuliah dulu fakultas Hukum di Unhas," kata alumni Unhas angkatan 2012 ini. (San).

Baca: Ini Curhat Jaksa Cantik Sakinah Pratiwi Tangani Kasus di Parepare

Harus Bisa Bagi Waktu Antara Keluarga dan Pekerjaan

Menjadi jaksa perempuan dilema bagi wanita.

Hal ini karena seorang perempuan ditengah kesibukanya harus bisa membagi waktu antara keluarga dengan pekerjaan.

Seperti yang dikatakan Icha sapaan akrab Jaksa pada Kejaksaan Negeri cabang Pelabuhan Makassar ini.

Ica mengatakan perempuan itu harus bisa menjalankan tiga peran sekaligus; istri, ibu, dan seorang profesional.

"Sabtu Minggu saya Rumah. Sebisa mungkin tidak ganggu di rumah. (Supaya jalam beriringan. Kalau waktu kerja harus fokus kerja," kata ibu dua anak ini.(San)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved