Asal Bukan Jokowi Lagi, Yusril Pilih Kotak Kosong. Abraham Mau Poros Baru, Paket Jenderal Gatot?
Abraham mengaku saat ini telah dikontak sejumlah partai politik untuk ikut maju Pilpres 2019
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang (DPP PBB), Yuzril Ihza Mahendra, menyatakan, tak akan mendukung Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
“Kalau mendukung Pak Jokowi yah tidak. Kalaupun Pak Jokowi calon tunggal maka kami akan mengkampanyekan kotak kosong,” katanya usai ngopi di Warung Kopi Sija, Jl Boulevard, Makassar, Senin (19/3/2018).
Apakah PBB akan mendukung Prabowo Subianto?
Baca: Grab Kembali Kebobolan Kali Ini Rp 6 Miliar. Berikut Kronologi dan Pengakuan Mengejutkan Pelaku
Baca: Baru Dinikahi Kakek 71 Tahun dan Diberi Rp 1,4 M, Pebinor Ajak Fitri Liburan - Tidur di Hotel
Baca: 5 Fakta Artis & Model Lyra Virna, Kini Tersangka di Polda Metro Jaya, No 3 Suaminya Juga Bikin Kaget
“Kami belum menentukan pilihan hingga saat ini,” ujarnya.

Dia menyampaikan alasannya ogah mendukung Jokowi.
Menurutnya, ekonomi Indonesia mengalami kemunduran luar biasa pada pemerintahan Jokowi.
“Penegakan hukum kacau balau, Islam merasa dipinggirkan dan ulama dikriminalisasi bahkan ada yang dianiya dan dibunuh. Sangat tidak menyenangkan! Ekonomi negara kita mengalami kemunduran luar biasa di masa Pak Jokowi,” jelasnya.
“Baru tiga tahun masa Pak Jokowi target ekonomi tidak tercapai sama sekali. Pak Jokowi dulu menjanjikan ekonomi Indonesia meroket dan ternyata yang meroket itu utangnya. Saya kira ini kalau diteruskan akan berbahaya sama sekali,” katanya menambahkan.
Ia juga membahas masalah pembubaran organisasi masyarakat (ormas) seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). “HTI dibubarkan, mereka itu bukan FPI kayak keras, ini lain sakit lain obatnya,” jelasnya.
Abraham Samad
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengaku siap menjadi calon dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Namun, saat ditanya keinginannya menjadi cawapres Joko Widodo atau Prabowo Subianto, dirinya menjawab dengan penuh candaan.
“Saya di tengah-tengah saja, kita buat poros baru,” kata Samad sembari tertawa usai diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, pekan lalu.
Abraham pernah menjadi pertimbangan partai politik dijadikan cawapres Jokowi saat Pilpres 2014.
Namun, batal dan digantikan Jusuf Kalla (JK).
Poros baru yang menguat saat ini adalah mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Namun Gatot belum pernah menyatakan secara terbuka kesiapaannya maju calon presiden.
Apakah Abraham Samad mau berpasangan dengan Jenderal Gatot? Belum terkonfirmasi.
Abraham mengaku saat ini telah dikontak sejumlah partai politik untuk ikut maju Pilpres 2019, tetapi tidak dijelaskan apakah menduduki posisi capres atau cawapres.
“Pokoknya dimana saja, karena itu kewajiban konstitusional,” jelasnya.
Abraham tidak menyampaikan partai politik yang telah berkomunikasi denganny.
Menurut Samad, dirinya tidak akan menolak jika masyarakat memberikan amanah menjadi pemimpin Indonesia karena hal tersebut merupakan kewajiban konstitusional sebagai warga negara.
Meski bersedia maju calon Pilpres 2019, Samad memiliki sejumlah pertanyaan kepada pihak yang mendukungnya.
“Saya bukan orang partai, dan saya bukan orang yang punya duit, apa partai itu tetap mau terus mencalonkan saya atau tidak,” ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah lembaga survei merilis nama Abraham masuk dalam bursa capres maupun cawapres 2019.
Setelah tidak lagi menjabat Ketua KPK, Abraham lebih sering mengisi acara seminar, diskusi, dan dialog diberbagai daerah di Indonesia.(tribunnews.com/sim)
Baca: Grab Kembali Kebobolan Kali Ini Rp 6 Miliar. Berikut Kronologi dan Pengakuan Mengejutkan Pelaku
Baca: Baru Dinikahi Kakek 71 Tahun dan Diberi Rp 1,4 M, Pebinor Ajak Fitri Liburan - Tidur di Hotel
Baca: 5 Fakta Artis & Model Lyra Virna, Kini Tersangka di Polda Metro Jaya, No 3 Suaminya Juga Bikin Kaget