Seniman Selayar Gelar Pentas Kolaborasi Seni Visual, Ini Harapannya
Kegiatan tersebut mengusung tema Assiring Bitombang yang menampilkan pentas kolaboratif antara seniman visual, musik, tari,
Penulis: Nurwahidah | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunSelayar.com, Nurwahidah
TRIBUNSELAYAR.COM, BENTENG - Seniman asal Selayar, Misbach Daeng Bilok akan menggelar latihan pentas kolaborasi seni visual merespon artistik konstruksi rumah tradisional di Kampung Bitombang, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) Kamis (8/3/2018).
Kegiatan tersebut mengusung tema Assiring Bitombang yang menampilkan pentas kolaboratif antara seniman visual, musik, tari, puisi, dengan mengolah artistik kampung menjadi sebuah karya seni kolektif.
Misbach Daeng Bilok mengatakan, tujuan latihan ini sebagai sebuah riset tentang kearifan lokal dengan upaya menggali, menjaga dan menangkat nilai kearifan lokal masyarakat secara langsung diperkampungan Kabupaten Kepulauan Selayar.
"Peristiwa ini adalah proses latihan awal dengan konsep siring, siring menjadi ruang ekspresi seni masyarakat kembali bekerja sama bergotong royong dengan melibatkan pekerja seni dari multi disiplin berbeda," ujar Misbach Daeng Bilok kepada TribunSelayar.com, Rabu (7/3/2018).
Dia menambahkan bersama rekan-rekannya saat ini sudah melakukan penggalian narasi oral dari kearifan lokal masyarakat kampung tua tersebut, dimana Bitombang merupakan salah satu destinasi wisata budaya di Selayar,
"Pentas Assiring Bitombang pada puncaknya, direncanakan akan digelar antara Juli -Agustus 2018. Pentas tersebut mengkolaborasikan penampilan perguruan silat tradisional manca dari anak-anak muda Bitombang dengan Sanggar seni Tanadoang, ikut serta seniman visual dan artistik asal Bali Jonas Sestakresna dan Jevi Albania seniman seni rupa asal kota Solo Jawa Tengah,
"Tidak hanya itu dalam pentas nanti Misbach Bilok akan berkolaborasi dengan Andi Supriadi yang menampilkan musik, serta pentas lainnya dari para penggiat seni bumi tanadoang," tuturnya.
Dia berharap dari kegiatan ini, adalah membangun peristiwa kohesi di masyarakat, mampu bersama membangun kampung sebagai ruang kebudayaan masa depan.