Ayo Bandingkan Isi dan Gaya Orasi 5 Ketua BEM soal Kartu Kuning Jokowi, Jadi Siapa Paling Jago?
Pemberian kartu kuning kepada Presiden RI, Joko Widodo oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI), Zaadit Taqwa
Orasi kelima pemimpin lembaga eksekutif kemahasiswaan yang disampaikan secara lantang pun jadi pembahasan.
Tak sedikit penonton, sebagaimana terlihat melalui media sosial, membandingkan-bandingkan isi orasi mereka.
Sebagai bahan untuk perbandingkan, berikut transkrip orasinya.
Ketua BEM UI, Zaadit Taqwa:

Dalam sejarahnya, setiap peristiwa penting yang terjadi di Indonesia selalu melibatkan peran mahasiswa dan pemuda di dalamnya.
Kemerdekaan tahun 1945 bisa jadi tidak terjadi apabila golongan muda tidak menculik orang-orang tuanya.
Dan hari ini, dan hari ini, kita sama-sama menyaksikan bahwa kita telah sama-sama bangkit untuk bergerak bahwa Gerakan Kartu Kuning Jokowi, kartu kuning ini adalah sebuah peringatan, kartu kuning ini adalah sebuah peringatan buat Pak Jokowi bahwa masih banyak yang belum diselesaikan.
Kasus KLB Asmat merupakan sebuah cerminan bahwa masih banyak pelayanan-pelayanan masyarakat yang belum terselesaikan.
Kasus Plt Gubernur Jawa Barat dan Sumatera Utara merupakan sebuah gambaran bahwa masih ada agenda Reformasi yang belum selesai sampai sekarang.
Dan draft, draft Permenristek Dikti tentang Organisasi Kemahasiswaan merupakan gambaran bahwa pemerintah belum memberikan ruang demokrasi seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya bagi masyarakat.
Dan hari ini, dan hari ini rekan-rekan, kita semua mahasiswa Indonesia.
Ini adalah satu titik balik bagi kita.
Ini adalah satu momen bagi kita semua untuk menunjukkan bahwa mahasiswa selalu berada di garis paling depan, selalu ada di garis terdepan untuk kemudian menyuarakan suara masyarakat, untuk kemudian menjadi mitra kritisnya pemerintah.
Terima kasih.
Hidup mahasiswa!