Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ditarget Mulai Beroperasi Mulai 2019, PLTB Jeneponto Disebut Mirip di Belanda

Komisaris PT Equis Energim Hamid Awaluddin menemui Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di ruang kerja Kantor Gubernur Sulsel

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Anita Kusuma Wardana
MUH ABDIWAN
Komisaris PT Equis Energim Hamid Awaluddin menemui Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di ruang kerja Kantor Gubernur Sulsel Jl Urip Sumohardjo, Makassar, Kamis (1/2/2018) Mantan Menteri Hukum dan Ham RI ini menemui Syahrul dalam rangka pelaksanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Jeneponto, Sulsel. PLTB di Jeneponto akan dibangun sebanyak 20 turbin dengan total kapasitasnya 72 megawatt (MW), dimana setiap turbin berkapasitas 3,6 MW. 

Laporan wartawan Tribun-Timur, Saldy

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Komisaris PT Equis Energim Hamid Awaluddin menemui Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di ruang kerja Kantor Gubernur Sulsel Jl Urip Sumohardjo, Makassar, Kamis (1/2/2018)

Mantan Menteri Hukum dan Ham RI ini menemui Syahrul dalam rangka pelaksanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Jeneponto, Sulsel.

PLTB di Jeneponto akan dibangun sebanyak 20 turbin dengan total kapasitasnya 72 megawatt (MW), dimana setiap turbin berkapasitas 3,6 MW.

Hamid mengatakan hasil pertemuan dirinya dengan Gubernur, itu untuk menyatakan kesiapan perusahaannya memasang turbin di Jeneponto.

Selain itu, Hamid juga melaporkan bahwa karyawannya dilapangan hingga saat ini tidak mengeluhkan kendala atau menemukan hambatan.

Proyek PLTB ini sudah dikerjakan sejak September 2017, yang dimulai dari pembangunan konstruksi pondasi tower.

Ia mengungkapkan pembangkit tenaga angin ini ditarget rampung tahun 2019 mendatang. Namun, Hamid optimistis penyelesaian proyek ini bisa dipercepat dengan alasan tidak adanya hambatan dilapangan.

"Saat ini kam sisah pendistribusian turbin dari pelabuhan kota Makassar ke kabupaten Jeneponto," katanya.

Ia menyebutkan turbin paling lambat terpasang pada Juni 2018 mendatang.

Sebanyak 20 turbin atau kincir angin yang akan terpasang di kabupaten yang berjuluk Tanah Turatea itu.

"Nonstop kita kerja ini. Alhamdulillah tidak ada hambatan, baik alam maupun birokrasi. Semua berjalan sesuai dengan schedule," kata Hamid.

Saat ini, pengangkutan distribusi material dari Makassar ke Jeneponto masih akan ditindaklanjuti melalui proses studi lapangan di jalanan.

Rencananya dalam dya pekan ini, pihaknya bersama Dinas Perhubungan Sulsel akan mempelajari lekukan (tikungan) jalan dan daerah yang akan di singgahi.

"Material PLTB ini tergolong besar, ukuran towernya panjang dengan baling-baling yang lebar. Materialnya sendiri yang didatangkan langsung dari Denmark. Material turbin di Jeneponto lebih besar dari Sidrap. Yang jelas mantap nantinya di Jeneponto," katanya.

Ia menambahkan kehadiran PLTB akan berdampak baik bagi masyarakat dan daerah. Adapun keuntungannya, masyarakat bisa menyajikan jajanan di akses masuk turbin, lokasi PLTb akan menjadi obyel wisata, dan daerah ini menjadi sebagai daerah pemasok listrik.

"Belanda saja yang turbinnya kecil bisa dijadikan ikon negara, apalagi ini lebih besar. Bentuk modelnya sama. Lihat saja nanti," katanya.

Hadirnya PLTB Jeneponto kata Hamid mencatat sudah ada dua PLTB di Sulsel, selain Sidrap ada juga di Jeneponto.

Yang membedakan hanya dari obyek lokasi, jika di Sidrap dibangun diatas gunung, di Jeneponto justeru di areal persawahan yang dekat dari rumah warga.

Sementara itu, Gubernur Sulsel Syahrul berharap penyelesaian Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Jeneponto bisa dipercepat.

Dia berharap, pembangkit tenaga angin ini bisa di pasang sebelum masa jabatannya berakhir.

"April 2018 sudah mulai bisa dilihat hasilnya. Tadinya proyek ini diharpkan juni 2018 mulai .Saya pikir lebih cepat bagi kita kan lebih bagus," kata Syahrul

Syahrul mengatakan, progres pembangunan PLTB Jeneponto saat ini berjalan baik. Belum ada kendala signifikan, selain pengangkutan atau distribusi material ke Jeneponto, seperti tower dan baling-balingnya. Apalagi, sebutnya, tinggi towernya sekitar 100 meter.

"Tidak gampang memanuver ratusan meter dari pelabuhan Makassar masuk ke Jeneponto. Begitu banyak jembatan yang harus dilalui dan ada juga tikungan,"ujar mantan Bupati Gowa dua periode ini.

"Energi bayu Ini low maintenance. Dalam pikiran saya, rakyat kita bisa lebih sejahtera karena memiliki pasokan listrik berlimpah," beber Syahrul

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved