Super Blue Blood Moon 31 Januari 2018 - Ini 5 Hal yang Perlu Anda Ketahui, No 4 Dampaknya ke Bumi
Penampakan tersebut adalah bagian dari fenomena alam yang disebut "super blue blood moon".
"Jika terjadi cuaca buruk di laut yang menimbulkan gelombang tinggi, banjir rob akan melimpas semakin jauh ke daratan," kata Thomas.
Ia menambahkan, dampak lainnya yaitu jika terjadi banjir akibat hujan lebat di daratan, banjir akan lama surutnya karena dampak pasang maksimum.
Baca: Demam Film Dilan 1990, Cici Sakinah: Mau Satu Dong Cowok Seperti Dilan
5. Apa yang dilakukan para ilmuwan untuk memanfaatkan fenomena langka ini?
Bagi para ilmuwan di badan antariksa Amerika Serikat NASA, gerhana pada 31 Januari menjadi kesempatan untuk mengamati apa yang terjadi ketika permukaan Bulan mendingin dengan cepat.
Ketika gerhana bulan, penurunan temperaturnya begitu drastis seakan-akan permukaan Bulan berubah dari sepanas oven menjadi sedingin freezer hanya dalam beberapa jam.
Hasil pengamatan dalam kondisi ini akan membantu mereka memahami karakteristik regolit — yaitu campuran tanah dan batuan di permukaan Bulan — dan perubahannya dari waktu ke waktu.
Selama gerhana, para ilmuwan juga akan mengamati Bulan dengan menggunakan kamera termal, mempelajari wilayah yang biasanya tak terlihat.
Sementara di Indonesia, gerhana bulan lebih dijadikan sarana edukasi.
Lapan membuka fasilitasnya bagi masyarakat yang ingin melihat gerhana lewat teleskop di beberapa daerah antara lain Bandung, Sumedang, Garut, Pasuruan, Biak, Pontianak, dan Bukittinggi.
Di Jakarta, Planetarium Taman Ismail Marzuki dan Taman Mini Indonesia Indah juga akan khusus dibuka di malam gerhana.
Thomas mengatakan, dahulu gerhana bulan sering dimanfaatkan untuk penelitian kualitas udara; contohnya ketika gunung Tambora meletus pada 1815.
Tapi sekarang para ilmuwan menggunakan metode lain yang lebih mangkus untuk mengukur kualitas udara global. (*)
Berita ini sudah diterbitkan di BCC Indonesia dengan judul Lima hal yang perlu Anda ketahui tentang 'Super blue blood moon'