Ustad Aziz Kuch Kuch Hota Hai ke Ketua Kohati, Tamsil Linrung Jadi Mak Comblang!
Awalnya, Aziz dan Sabriati berusaha mengelak disebut “yang pertama jatuh cinta”. Setelah tiga kali mendapat cubitan di lengan, akhirnya Aziz....
Ustad Aziz juga masih memendam rasa yang bergejolak di hati itu. Hingga suatu saat, Sabriati dikirim orangtuanya memperdalam Bahasa Arab dan Inggris ke LIPIA, Jakarta.
Sabriati dikirim lanjutkan pendidikan ke Jakarta karena dua pertimbangan, ada kakaknya di Jakarta dan ada Tamsil Linrung yang memberi jaminan “keamanan”.
“Saya tinggal di rumah Kak Tamsil, waktu itu masih di Hutan Kayu,” ujar Sabriati.
Suatu hari, Ustad Aziz ke rumah Tamsil membicarakan HMI MPO. Sabriati duduk menyepi di sudut ruangan dekat kamar kecil, menyaksikan Ustad Aziz diskusi dengan Tamsil dari jauh.
Ustad Aziz berdiri lalu ke kamar kecil Dia kaget melihat Sabriati.
Aziz semakin mantap memelihata rasa dalam hati. Suatu hari, getaran itu dia utarakan ke Tamsil.
“Ati (Sabriati), ada salam tuh dari Aziz,” ujar Sabriati menirukan perkataan Tamsil ketika menyampaikan “amanah hati” dari Aziz.
“Jadi, istilahnya Kak Tamsil itulah mak comblangnya, he...he..,” kata Aziz.(*)
Seperti apa reaksi Ustad Aziz melihat Sabriati di rumah Tamsil Linrung di Jakarta?
Bagaimana dia mengutarakan rasa ke Sabriati lewat Tamsil Linrung?
BACA SELENGKAPNYA DI TRIBUN TIMUR CETAK EDISI SABTU, 27 JANUARI 2018