Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Citizen Reporter

Mengubah Enegri Negatif Jadi Positif Dibahas di Unismuh, Ini Pematerinya

Digelar Lembaga Konseling, Motivator, Trainer, dan Hipnoterapi bekerja sama dengan Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Unismuh

Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
Citizen Reporter
Mohammad Heri Saptono memberikan sambutan selaku ketua panitia 

Citizen Reporter, Ajasia Kelsaba melaporkan dari Makassar

Lembaga Konseling, Motivator, Trainer, dan Hipnoterapi bekerja sama dengan Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Makassar menggelar seminar Spritual Himoterapi Islami di Gedung Auditorium fakultas Kedokteran Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Sabtu (27/1/2018).

Seminar dengan mengangkat Tema ‘Mengubah Enegri Negatif Menjadi Positif Melalui Himoterapi Islami’ dihadiri oleh sekitar 100 lebih peserta dari berbagai kampus se-kota makassar.

Hadir sebagai pembicara Meisil.B.Wulur M.sos.i,C.HT.CT. selaku pendiri lembaga L. KoMoTraH. Dan Nurhajar Azzahra selaku penulisdan juga perawat.

Turut hadir memberikan sambutan Dr.Abbas Baco Miro Lc, Ma. Selaku ketua prodi komunikasi penyiaran islam FAI Unismuh makassar dan Mohammad Heri Saptono selaku ketua Panitia.

Mohammad Heri saptono dalam sambutannya menyampaikan, dalam kehidupan sehari-hari tentu kita memiliki permasalahan hidup dan tentu ada yg mampu melewalati permasalahan tersebut, namun ada juga yg belum mampu beranjak dari masalah hidup mereka, maka semoga dengan hadirnya seminar  ini mampu memberikan solusi untuk kita semua yg hadir dalam seminar ini.

Begitu pula dalam dalam sambutan ketua prodi mengungkapkan rasa terimakasih kepada kedua pemateri yg bersedia memberikan waktu dan kebaikan mereka dalam membagi ilmu yg sangat bermamfaat ini.

Dalam lanjutannya beliau mengungkapkan jika "Hidup ini butuh kebersamaan karena kita adalah mahluk sosial, dari tema yg diangkat hari ini tentunya perlu kita selaku manusia untuk memahami, jika dalam bahasa agama maka setiap manusia harus kembali kepada fitrahnya yangmerupakan keadaan manusia itu sendiri dengan memahami jika  tuhan adalah satu-satunya pencipta yg paling sempurna,Ungkap

Maka dengan seminar ini harapannya mampu memberikan perubahan kepada seluruh peserta untuk menemukan kebahagiaan kita yaitu dengan merubah pola pikir yg akan melahirnya sifat syukur dan sabar, Lanjut Abbas Baco Miro

Dalam paparan materi pertama mengungkapkan ‘jika melihat permasalahan pemuda pada umumnya di zaman ini, tentu sangat memprihatinkan dengan keadaan yang menurut mereka hal biasa yang sering dikenal dengan GALAU yang sebenarnya lahir dari pengaruh pikiran negatif yang mampu merubah energi positif yang ada dalam diri manusia. Hal ini juga merupakan pengaruh dari kurang bersyukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, Ungkapnya.

Selaku mahluk sosial perlu kita melihat keadaan orang-orang yang memiliki banyak kekurangan namun tetap bersyukur atas apa yang mereka miliki. Maka selaku manusia yang beriman perlu kita tingkatkan rasa syukur atas nikmat Allah SWT yang telah menjadikan kita mahluk sempurna, Ujarnya

Hal senada diungkapkan oleh Meisil B. Wulur dalam pemaparan materinya.

“Energi merupakan muatan yang ada dalam setiap diri manusia,menggantungkan harapan kepada mahluk yang efeknya membawa kepada masalah yang disebut dengan GALAU.  Seorang dokter mengatakan jika penyakit yang mematikan bukan kanker dan yang lain, namun penyakit yang mematikan yaitu penyakit STRES, dan ini berawal dari kurangnya bersyukur, kata Meisil

Dalam tubuh manusia ada energi positif yang namanya Endorfin maka kita selaku manusia yang beriman perlu kita hidupkan energi ini dalam keseharian kita, dengan ini merupakan bagian dari kesyukuran kita atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

"Sehat spritual yaitu sehat dimana setiap langkah yang dikerjakan, selalu terbayang kematian. Artinya di manapun kita berada Allah selalu menjadi ingatan, inilah cara hidup orang-orang sufi.  Kemudian sehat secara sosial, yaitu dimana eseorang menggunakan intelektualnya dalam bertingkah laku, bijak dalam bersaing, bangkit dari kegagalan serta  memahami masalah sebagai sebua proses," ujarnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved