Kepala Badan Penyuluhan Kementan RI Minta Bupati Ajukan Formasi Tenaga Penyuluh
Untuk mengantisipasi itu, Momon mengatakan mengusahakan untuk menambah jumlah SDM penyuluh swadaya.
Penulis: Waode Nurmin | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur Wa Ode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM,SUNGGUMINASA- Indonesia dikenal kaya akan sumber daya alam dan pangannya. Namun yang sedikit menjadi kendala adalah tenaga penyuluh yang dinilai masih kekurangan atau tidak ideal.
Ini pula yang menjadi pesan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian, Dr Ir Momon Rusmono saat membuka Pelatihan Manajemen Pengelolaan BPP, Pelatihan Teknis Pengelolaan Alsintan Bagi Penyuluh Pertanian, Pelatihan Teknis Pengelolaan Alsintan Bagi Pengelola P4S, dan Pelatihan Pengelolaan Pupuk Organik Bagi Non Aparatur di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku.
Baca: BBPP Batangkaluku Latih Pengelolaan Alsintan Bagi Penyuluh dan Pengelola P4S
"Jumlah tenaga penyuluh kita ada 44 ribu seluruh Indonesia, sedangkan ada 72 ribu desa yang berpotensi pertanian. Ini tentu sangat tidak seimbang. Apalagi ada 12 ribu yang akan pensiun di 2019 nanti," katanya, Selasa (23/1/2018).
Untuk mengantisipasi itu, Momon mengatakan mengusahakan untuk menambah jumlah SDM penyuluh swadaya.
"Kalau bisa bupati daerah ajukan tenaga penyuluh melalui BKD ke Kemenpan RB. Untuk menutup kekurangan penyuluh kita," jelasnya.
Selain itu Momon juga sedikit memaparkan poin penting dalam penyuluhan. Sesuai arahan dari Kementan Amran Sulaiman.
"Kerja baik, fokus, cepat dan penyuluh harus berorientasi hasil. Jangan sudah capek kerja tapi gk ada hasil. Pak menteri itu hanya tahu hasil A atau B. Baik atau buruk. Loyalitas saja tidak cukup. Terpenting kedaulatan pangan dan kesejahteraan. Dan tidak tergantung dengan negara lain," tambahnya.
Sebelum kembali bertolak ke Jakarta, Momon meminta kepada Kepala BBPP Kemal Mahfud menyerahkan handphone androin kepada penyuluh tenaga harian lepas (THL).
"Sekarang itu petani penyuluh tidak boleh ketinggalan. Karena sekarang jaman now, sudah jaman milleneal," ujarnya di hadapan peserta yang berjumlah ratusan.(*)