7 Fakta & Kehebatan Sergei Eisenstein, Google Doodle Hari Ini. Ngak Nyangka Berjasa Tuk Kamu!
Google Doodle menampilkan sosok seorang pria berdasi yang sedang mengamati rol film.
Selama belajar di Institut of Civil Engineering, ia mempelajari konsep renaissance dan mepelopori produksi teater dari Meyerhold dan Yevreinov.
Sergei Eisenstein juga mempelajari pekerjaan Leonardo da Vinci dan mepelajari penafsiran Freud da Vinci.
Namun, pada 1918 saat revlousi, ia telah bergabung sebagai relawan Tentara Merah yang bertujuan untuk membantu, mengatur dan membangun pertahanan serta sebagai langkah awal dalam kariernya dalam memproduksi hiburan bagi pasukan Tentara Merah.
Baca: Keluarga Besar Mantan Balon Wawali Palopo Pong Kristo Arahkan Dukungan ke Ome-Bisa
Baca: Ini Tanggapan KPU Luwu di Musyawarah Sengketa Gugatan Buhari-Wahyu
2. Sergei Eisenstein, dari teater ke dunia film
Dalam keikutsertaanya sebagai relawan Tentara Merah, ia pun tergabung dalam klub teater tentara yang melakukan pementasa secara berpindah-pindah.
Di klub teater tentara itu, Sergei Eisenstein bertugas sebagai sutradara, penulis naskah serta sebagai aktor.
Pada tahun 1920 Eisenstein keluar dari Tentara Merah dan pindah ke Moskow.
Dia memulai karirnya di bidang teater yang bekerja untuk Proletkult.
Kemudian dengan cepat ia berhasil menjadi co-sutradara, dan meraih ketenaran melalui pementasan The Mexican yang ditulis dan diadaptasi oleh kisah Jack London.
Pada tahun 1921, Sergei Eisenstein bergabung dengan lembaga pendidikan teater “Meyerhold” yang eksperimental yang bekerja sama dengan beberapa perintis teater.
3. Film revolusioner yang kontroversi
Pada tahun 1923, Sergei Eisenstein memproduksi dan membuat film komik pendek yang berjudul "Buku Harian Glumov".
Setelah itu, ia memproduksi film "Pemogokan" pada tahun 1924.