Ini 4 Pernikahan Heboh di Bone, Nomor 3 Tanpa Uang Panaik
Pernikahan merupakan momentum istemewa yang kerap menyisakan kenangan indah bagi yang mengalaminya.
Penulis: Justang Muhammad | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunBone.com, Justang Muh
TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG - Pernikahan merupakan momentum istemewa yang kerap menyisakan kenangan indah bagi yang mengalaminya.
Di balik keistimewaannya, tak jarang pula momentum tersebut menyisakan kehebohan dan keunikan, sehingga mengundang ketertarikan orang-orang selalu membincangkannya.
Berikut empat pernikahan heboh sepanjang tahun 2017 di Kabupaten Bone dihimpun TribunBone.com, Minggu (31/12/2017):
1. Mantan Wawali Parepare Nikahin Gadis Bangsawan Maharnya Rp 1 Miliar Lebih
Mantan Wakil Wali (Wawali) Kota Parepare, Tajuddin Kammisi (70) menikahi gadis bangsawan Bone, Andi Fitri (25) dengan uang panaik Rp 150 juta ditambah 200 gram emas.
Ijab qabul Tajuddin Kammisi dengan Andi Fitri dilangsungkan di kediaman mempelai wanita di Dusun Tanah Tengah, Desa Liliriawang, Kecamatan Bengo, Bone, Sabtu (22/4/2017).
Kepala Desa Liliriawang yang akrab disapa Cunding menuturkan, pernikahan pasangan terpaut usia itu dengan uang panaik Rp 150 juta ditambah 200 gram emas.
Gadis bangsawan Bone, Andi Fitri(25) yang dinikahi mantan Wakil Wali Kota Palopo Tajuddin Kammisi, di Dusun Tanah Tengah, Desa Liliriawang, Kecamatan Bengo, Sabtu (23/4/2017).
Hal itu dikarenakan Tajuddin Kammisi, pria yang ditaksir berusia 70 tahun juga memberikan mahar Andi Fitri sebuah mobil Honda dan satu unit rumah.
"Kalau maharnya mobil Honda merk baru itu sekitar Rp 600 juta ditambah rumah tipe 45 di Makassar harganya sekitar Rp 700 juta,"
2. Lima Hari Dinikahi, Novi Kolopaking Kabur, Suami Laporkan Mertua dan Minta Uang Panaik Dikembalikan
Jayadi Kusuma Bin Masing (31) warga asal Maroangin, Kelurahan Cina, Kecamatan Pammana, Wajo, Sulawesi Selatan meradang.
Pria kelahiran Maroangin 14 Mei 1986 yang berprofesi sebagai tukang bengkel ini melaporkan mertuanya Abu Bakar(48) ke Polsek Ajangale, Bone.
Jayadi merasa ditipu usai menikahi putri Abu Bakar, Novi Kolopaking (18) pada 2 Juli lalu.
Menurut Jayadi Abu bakar menjamin jika Novi akan menyukainya setelah menikah.
Namun baru lima hari usia pernikahannya, Novi kabur dari rumah orangtua Adi, tepatnya Kamis (6/7/2017) malam.
Merasa ditipu, Jayadi mendatanginya Abu Bakar lalu meminta uang panaik dan mahar dikembalikan.
Sayangnya, keluarga Novi menolak.
Alasannya uang panaik itu sudah habis dibelanjakan.
Adi, panggilan Jayadi, mengaku untuk mempersunting gadis yang baru setahun lulus SMA itu, ia mengeluarkan dana sebesar Rp 90 juta.
Jumlah itu terdiri dari uang panai Rp 30 juta, mahar 12 gram emas, satu karung terigu dan gula.
Adi sempat menunggu itikad baik keluarga mempelai wanita untuk mengembalikan uang panai Rp 30 juta.
Namun tak kunjung permintaannya dipenuhi, ia pun menempuh jalur hukum.
3. Pria Bugis Bone Persunting Bule Jerman
Pemuda Bone, Afrizal Rahmat (23) mempersunting bule asal Jerman bernama Kathleen Mijo kovarbasic (23).
Pesta pernikahan keduanya menggunakan adat Bugis berlangsung di kediaman mempelai pria.
Tepatnya di BTN Macanang Indah Permai, eks BTN Harvana Halim Indah, Jl Dr Wahidin Sudirohusodo, Kota Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Kamis (7/9/2017) siang.
Penikahan ini disaksikan langsung keluarga mempelai pria, sementara orangtua dan keluarga Katy, sapaan Kathleen tidak sempat datang dari Jerman.
Afrizal merupakan putra pasangan Ahmad Seng, staf Pascasarjana STAIN Watampone dan Ratna, staf Kantor Urusan Agama Kecamatan Palakka, Bone.
Bagaimana kisah cinta kedua yang beda suku bangsa itu bermula?
Ahmad Seng menuturkan, keduanya berkenalan di Pulau Dewata, Bali beberapa waktu lalu.
Usai kenalan, kemudian pacaran hingga mantap naik ke pelaminan.
4. Pengantin Pria di Bone Persembahkan 119 Cincin Emas Sebagai Mahar
Pernikahan yang cukup menarik juga terjadi di Bone, Sulawesi Selatan. Mungkin pernikahan ini memecahkan sebuah rekor di tingkat nasional.
Di Cumpiga, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Senin (20/11/2017) digelar pernikahan yang membuat banyak orang takjub.
Bagaimana tidak? Jika biasanya mempelai pria hanya memberikan satu cincin emas kepada mempelai perempuan, dalam pernikahan ini cincin emas yang diberikan berjumlah 119!
Kabar ini disebarkan oleh fotografer yang bertugas di hajatan itu.
"Baru pertama kali ngejob liat 119 buah Cincin emas Pammatua (Tradisi Adat Bugis bone)," tulis @asriadhysipit yang tidak menyebutkan siapa yang menikah.
Tidak disebutkan juga apakah angka 119 punya makna khusus atau tidak.
Video yang ia unggah menjadi viral setelah diunggah ulang oleh @boneterkini.
Namun, kebanyakan orang justru beranggapan mahar dalam pernikahan ini terlalu berlebihan.
"Tidak berkah... Menikah pamer" harta... Luar binasa," tulis _akbar_jaya.
"segala sesuatunya yg berlebihan itu tidak baik.." tulis ikanindi.
Namun, ada juga yang menjelaskan bahwa pemberian cincin itu adalah bagian dari adat setempat.(*)