Kenapa Ucapan Selamat Natal dari Kalangan Muslim Dibolehkan? Berikut Penjelasan Quraish Shihab
Hari ini, Senin, 25 Desember 2017, umat Kristen di seluruh dunia bersuka cita merayakan Natal.
Nabi Ibrahim tidak bohong. Maksudnya saudaraku seagama.
Itu jalan.
Jadi kita bisa saja.
Kalau yang kita ucapkan kepadanya selamat Natal itu memahami Natal sesuai kepercatannya, saya mengucapkannya sesuai kepercayaan saya sehingga tidak bisa bertemu, tidak perlu bertengkar.
Jadi syaratnya boleh mengucapkannya asal akidah anda tidak ternodai. Itu dalam rangka basa-basi saja, seperti apa yang dikatakan ulama besar suriah itu.
Begitu juga dengan selamat ulangtahun, begitu juga dengan selamat tahun baru.
Memang kalau kita merayakan tahun baru dengan foya-foya, itu yang terlarang foya-foyanya, bukan ucapan selamatnya kita kirim.
Bahkan, ulama Mustafa Al Zarka’a berkata, ada orang yang menjual ucapan, kartu-kartu ucapan ini, itu boleh saja, tidak usah dilarang.
Penggunanya keliru kalau dia melanggar tuntunan agama.
Ada orang sangat ketat dan khawatir.
Itu kekhawtiran wajar kalau orang di kampung, tidak mengerti agama.
Lantas ada yang mengakan kelahiran Isa itu sebagai anak Tuhan dan sebagainya, itu yang tidak boleh.
Kalau akidah kita tetap lurus, itu tidak ada masalah.
Kita ucapkan selamat Natal, di ayat kita ini, sekian banyak ucapan selamat yang dutujukan para Nabi.(*)