Cerita Awal Mula Umat Nasrani Bermukim di Cenrana Maros
Nasrani mulai bermukim di Kappang saat masa penjajahan Belanda tahun 1930-an. Saat itu Belanda memaksa warga Toraja dan Polewali untuk bekerja.
Penulis: Ansar | Editor: Ardy Muchlis
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Ketua RT di Dusun Kappang, Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Maros, Martius Baram menjelaskan awal mula umat Nasrani mulai bermukim di Dusun Kappang, Senin (25/12/2017).
Nasrani mulai bermukim di Kappang saat masa penjajahan Belanda tahun 1930-an. Saat itu Belanda memaksa warga Toraja dan Polewali untuk bekerja.
"Kakek buyut kami itu orang Toraja dan Polewali Mandar. Dia menetap dan berkeluarga di sini lantaran dipaksa bekerja saat jaman penjajahan," katanya usai melakukan perayaan Natal di Gereja Pamai Sitappa.
Saat ini, sekitar 31 Kepala Keluarga atau sekitar 150 warga Kappang merupakan keturunan Nasrani.
Sebelum pembangunan Gereja tahun 1960, jemaat beribadah di rumah.
Namun setelah itu mereka membangun gereja kecil hingga saat ini masih gunakan. Tahun 1960, Pamai Sitappa merupakan Gereja satu-satunya yang ada di bagian timur Maros.
Kerukunan umat beragama di Kappang diapresiasi oleh Pdt Jemaat Protestan, Gideon Runtuwene. Meski baru tujuh bulan bertugas, namun dia merasa nyaman berada di tengah Muslim.
"Meski beda keyakinan, namun warga tetap hidup sangat rukun dan damai. Hal ini saya tidak pernah temukan di daerah lain. Semoga daerah lain mencontoh kerukunan beragama di Kappang," katanya.
