Headline Tribun Timur
Wali Kota Makassar: Banjir Ini Kiriman Maros dan Gowa
Beberapa kawasan yang aman pada musim banjir tahun sebelumnya, kini pun sudah tergenang.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Banjir Makassar di awal puncak musim hujan 2017-2018 ini sudah menggenangi sebagian besar wilayah kota.
Beberapa kawasan yang aman pada musim banjir tahun sebelumnya, kini pun sudah tergenang.
Danau di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) pun meluap lagi.
Baca: Selamat Hari Ibu 22 Desember - Kumpulan Kata-kata Hari Ibu, Isinya Bikin Haru
Baca: Selamat Hari Ibu 22 Desember - Kumpulan Meme Kocak Hari Ini, Mamah Nggak Butuh Kamu Tapi Mantu
Ini kali ketiga Danau Unhas meluap dalam empat tahun terakhir, dua kali diantaranya terjadi di tahun 2017. Tapi, luapan Danau Unhas, kemarin, dinilai lebih parah dibanding pada 3 Februari 2017 lalu dan pada 21 Februari 2013.
Luapan Danau Unhas menyebabkan banjir di Jl Perintis Kemerdekaan, depan Pintu I Unhas hingga setinggi orang dewasa.

Perumahan Deltamas II di Borong Raya, Kecamatan Manggala, yang dulu selalu aman dari banjir, pun sudah tergenang.
Dosen arsitek Fakultas Teknik Unhas, Ihsan Latief PhD, mengatakan, luapan Danau Unhas yang menyebabkan banjir ke kawasan sekitarnya tidak ada hubungannya dengan pembongkaran pagar di sekitar Pintu 1 Unhas.
“Dugaan sementara salah satu penyebab banjir diduga sedimentasi di Pintu 0 dan belakang pedagang kaki lima di depan kantor sosial,” ujar Ihsan.
Kantor sosial yang dimaksud adalah Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPK) Kementerian Sosial RI yang berada di sisi bara jalan akses ke Kampus Politeknik Negeri Ujungpandang.
Arsitek Alumnus Jepang itu beralasan proyek sipil drainase itu di luar kewenangan dan pekerjaan mereka antara April hingga Oktober 2017 lalu.
Salah Siapa?
Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, menyebut banjir Makassar di awal puncak musim hujan ini diperparah kiriman air dari Maros dan Gowa.
Menurut Danny, dari Maros menyebabkan Sungai Biring Je’ne meluap. Sungai yang melintas dari Maros melalui Kelurahan Katimbang, Biringkanaya.
Sedangkan kiriman air dari Gowa meluber ke Makassar melalui Romang Tangayya.
Salah satu kawasan terparah adalah Komplek Pemukiman Kodam III di Paccerakkang. Lokasi ini menjadi sasaran awal banjir kiriman dari Maros. Kawasan ini tidak bisa lagi diakeses, terisolir. Ribuan warga diungsikan.

Danny didampingi Kadis Kesehatan dr Naisyah Tun Azikin dan sekretaris BPBD Makassar, Khaeruddin meninjau Kodam III, kemarin.
Danny berjalan sekitar tiga kilometer melintasi genangan air yang kadang mencapai dadanya.
Dia menolak menggunakan perahu karet yang disiapkan tim SAR.
Meski ribuan warga sudah mengungsi, Danny menilai Makassar belum darurat banjir.
Apalagi banjir yang terjadi hanya kiriman dari kabupaten tetangga.
"Ini belum darurat banjir. Meski ini memang kronis karena terjadi hampir tiap tahun, tapi ini adalah banjir kiriman. Yang BTN Kodam III ini banjir kiriman dari sungai di Maros. Sama dengan yang di wilayah Romang Tangaya, itu juga banjir kiriman dari sungai di Kabupaten Gowa,” jelas Danny saat “basah-basahan” di Kodam III.
Menurut Danny, banjir Makassar sudah harus ditangani oleh pusat karena melibatkan tiga kabuapten/kota.
“Banjir ini tidak bisa hanya Makassar yang menyelesaikannya. tapi pusat," tegas Danny.
Langkah awal yang dilakukan pemerintah kota (pemkot), kata Danny, adalah menangani pengungsi.
"Baru kemudian kita konsen soal listrik, jangan sampai ada apa-apa. Karena ketinggian air saat ini hampir menyentuh gardu listrik," kata Danny saat menemui pengungsi dari Kodam III dan sekitarnya di masjid.
Kodam III sudah terendam sejak Rabu (20/12/2017).

Kompleks ini dihuni sekira 460 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 1647 jiwa ini.
“Ini sudah kronis, hampir setiap musim hujan intensitas tinggi selalu begini, solusinya adalah harus ada koordinasi dengan baik. Kita harus bikin tanggul di sini,” ujar Danny.
Wali kota berlatar belakang pendidikan arsitek itu meminta warga korban banjir bersabar.
Danny menolak pemkot dijadikan sumber kesalahan utama dalam masalah banjir di Makassar.
“Ini memang tempatnya air lalu dibikin pemukiman, jadi suka tidak suka kalau hujan air akan ke sini, cari tempatnya. Saya kira, perlu ada evaluasi izin perumahan di kemudian hari,” jelas Danny.(tim tribun-timur.com)
BACA SELENGKAPNYA DI EDISI CETAK HARIAN TRIBUN TIMUR MAKASSAR JUMAT (22/12/2017)
UNTUK LANGGANAN HUBUNGI (0411)8115500
ATAU AKSES VIA E-PAPER DENGAN TERLEBIH DAHULU MEMILIKI KARTU TRIBUN FAMILY CARD (INFO LENGKAP 08114135555)
Baca: Selamat Hari Ibu 22 Desember - Ini Kumpulan Kata-kata Mutiara Indah untuk Ibu di Rumah
Baca: Selamat Hari Ibu 22 Desember - Kumpulan Meme Kocak Hari Ini, Mamah Nggak Butuh Kamu Tapi Mantu