Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ini Pernyataan Ustadz Felix Siauw Usai Menang Debat Lawan Abu Janda: Terima Kasih Bang Japar

Bedanya, Fanpage Facebook Felix dilike kurang lebih 4 juta akun. Sementara Abu Janda 'cuma' 333 ribu.

Penulis: Akbar | Editor: Mansur AM
JURNALINDONESIA.ID
Abu Janda Al Boliwudi Vs Felix Siauw. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Felix Siauw vs Abu Janda. Sama-sama memakai nama Ustadz di depan namanya di akun media sosialnya.

Bedanya, Fanpage Facebook Felix dilike kurang lebih 4 juta akun. Sementara Abu Janda 'cuma' 333 ribu.

Sama-sama aktif di media sosial dengan visi berbeda soal keislaman dan keindonesiaan, keduanya akhirnya bertemu dalam satu forum; Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (5/12/2017) di TV One dengan bertajuk '212: Perlukah Reuni?' masih menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Meski sudah berlalu, perdebatan di talkshow itu masih jadi perbincangan.

Abu Janda dan Felix Siauw
Abu Janda dan Felix Siauw (youtube/ Indonesia Lawyers Club tvOne)

Salah satunya tentang perdebatan antara antara ustadz Felix dengan penggiat media sosial Permadi atau lebih populer dikenal Ustadz Abu Janda Al Boliwudi.

Seperti diketahui, program tersebut menghadirkan sejumlah narasumber. Selain kedua nama tadi, turut hadir budayawan Sujiwo Tejo, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dengan Fadli Zon, dai KH M Al Khaththath, pengacara Eggi Sudjana, dan musisi Ahmad Dhani.

Juga pengamat politik Rocky Gerung, anggota DPR RI Komarudin Watubun, dan penggiat media sosial Denny Siregar, Ketua Pengurus Besar NU Marsyudi Suhud, Koordinator Jaringan Islam Anti Diskriminasi/JIAD Aan Anshori, cendikiawan Muslim Asyumardi Azra, serta via video conference pakar hukum tata negara Mahfud MD.

Gelar wicara ini menarik perhatian hingga kemudian menjadi perbincangan melalui media sosial karena perdebatan antara ustadz Felix dengan Permadi atau lebih populer dikenal Ustadz Abu Janda Al Boliwudi.

Kedua orang ini sebenarnya sudah sering berdebat di media sosial sebelumnya.

Baik Felix maupun Abu Janda sama-sama penggiat media sosial dengan memiliki followers yang banyak.

Beda dengan ustadz Felix yang mendukung aksi bela Islam, Abu Janda justru sebaliknya.

Abu Janda tak jarang menyinggung ulama-ulama yang dianggapnya suka memprovokasi.

Pada acara tersebut, banyak netizen yang membully Abu Janda.

Lantaran dianggap kalah debat dari Ustadz Felix.

Bahkan netizen tak segan melontarkan hujatan dan bully-an di kolom komentar postingan instagram Abu Janda.

Ustadz Felix memyampaikan apresiasi atas dukungan umat terhadapnya saat dialog. 

Ustadz Felix Siuaw
Ustadz Felix Siuaw ()

Lewat akun resmi Facebooknya, ini pernyataan lengkap Ustadz Felix:

Efek Doa

Alhamdulillah, terimakasih atas banyak penyemangat dan ungkapan syukur yang sampi pada kami sejak tengah malam kemarin, semoga ini bagian kebaikan

Saya terharu jujur, begitu besar harapan ummat dan kerinduan mereka pada Islam yang bisa disyiarkan secara luas, yang salah satunya dipenuhi saat acara ILC kemarin

Saya tak punya apa-apa, jika kemarin dianggap saya melakukan tugas dengan baik, itu bukan saya, jelas Allah saja yang harus dipuji, Allah saja yang diagungkan

Sejak sore, saya selalu meminta doa dan poin yang harus disampaikan pada acara itu, sebab saya yakin, doa-doa mereka yang dikenal di langit ini lebih maqbul dari saya

Mereka yang mungkin hanya sekelebatan antum kenal di medsos, tapi bila mengangkat tangan, malaikat bisa jadi malu tak membawanya ke hadapan Allah

Ada peran para asatidz hebat dalam semua rangkaian argumen yang saya berikan, Hafidz Abdurrahman, Habib Muchsin FPI, sampai nasihat dari Cak Nun, ada di HP saya

Begitu juga kontribusi teman-teman di KHAT.arts, komunitas seni perindu kebangkitan Islam, yang ketuanya, Deni Junaedi membahas perihal bendera Rasulullah dalam tesisnya

Tak lupa, saya meminta doa dari para Habaib, Ustadz Bachtiar Nasir, Abdul Somad, inginnya Habib Rizieq juga tapi belum punya kontaknya, dan dari semua asatidz yang saya kenal

Saya meyakini kekuatan doa, sebab ia yang diangkat ke langit, dan yang kawan-kawan saksikan kemarin adalah efek doa itu, ialah suara ummat Muslim Indonesia

Jangan lihat saya, itu menakutkan bagi saya, sebab itu semua hanya dari Allah, saya tak punya niat datang selain dakwah, maka Allah saja yang harus kita sebut-sebut

Di lain kesempatan, bila Allah tak ridha pada saya, anda akan melihat aib saya hingga jijik, kebodohan saya yang sangat, sebab saya hanya orang jahil yang terlanjur terkenal

Saya hanya speakernya ulama, maka carilah para ulama-ulama yang membuat suara itu ada, pujilah Allah yang masih berikan kita amanah memeluk agama Islam ini

Terkhusus ungkapan terimakasih pada para punggawa agama yang senantiasa di garis depain, para Jawara Betawi 411 dan BangJapar, semoga Allah selalu menguatkan

Dan seluruh Muslim semuanya, mohon doakan semua ulama kita, syukur-syukur kalau saya ikut didoakan juga, sebab jalan dakwah akan makin berliku selepas ini

Video By: Suara Kebangkitan Islam

Demikian keterangan tertulis yang menyertai video di atas.

Video di atas sudah ditonton lebih setengah juta orang. Kurang lebih 100 ribu reaksi. Dibagikan oleh 19.333 orang hingga Kamis (7/12/2017) pukul 17.15 wita. Serta menuai 9.981 komentar. 

Viral bukan?

Oh yah, Bang Japar singkatan dari Kebangkitan Jawara dan Pengacara atau disingkat Bang Japar.

Organisasi ini berdiri Minggu (13/8/2017). Bentuknya sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas) mengukuhkan diri lewat sebuah seremoni pelantikan anggota.

Ormas itu menamakan diri Kebangkitan Jawara dan Pengacara atau disingkat Bang Japar.

Kelompok ini mengklaim  mewakili masyarakat Betawi dan muncul kali pertama di masa Pilkada DKI 2017 putaran kedua.

"Dulu kan putaran pertama saya lihat banyak keganjilan, jadi saya pikir perlu dikawal prosesnya. Oleh siapa? Sama jawara saja biar orang enggak berani macam-macam," kata Ketua Umum Bang Japar Fahira Idris saat dihubungi Kompas.com.

Namun, jawara saja dinilai Fahira tidak cukup. Perlu ada yang mengimbangi dari sisi legal atau hukum, jika di lapangan para jawara menemukan dugaan kecurangan dalam proses pemungutan suara.

Sehingga, Fahira berpikir para jawara ini harus disandingkan dengan para pengacara.

Fahira mengklaim, terdapat sekitar 5.000 orang anggota Bang Japar saat Pilkada lalu, baik mereka yang asli warga DKI Jakarta atau dari kawasan di sekitar Jakarta, salah satunya Bekasi.

Setelah Pilkada usai, Fahira berpikir Bang Japar sebaiknya tak dibubarkan, akhirnya kelompok tersebut diubah sebuah ormas.

"Tugas mereka nanti sudah bukan Pilkada lagi, karena sudah menang Anies-Sandinya. Bang Japar akan mengawal pemerintahan Anies-Sandi dan mendidik para jawara, memberi pelatihan advokasi, serta melestarikan budaya Betawi melalui berbagai kegiatan," tutur Fahira.

Fahira meyakini, keberadaan Bang Japar di tengah masyarakat bisa bermanfaat.

 
Kelompok ini juga diharapkan bisa menjadi duta dalam memperkenalkan budaya Betawi kepada warga Jakarta.

Keberadaan kelompok Bang Japar menuai pendapat dari para tokoh budaya Betawi, salah satunya Ketua Sanggar Seni Betawi Setu Babakan Sahroni(*)(tribun-timur.com/Mansur AM)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved