Waspada! Difteri Kembali Mewabah di Indonesia, Menular dan Berbahaya. Ketahui 5 Fakta Penyakit Ini
Data Kementerian Kesehatan menujukkan sampai dengan November 2017, ada 95 kabupaten dan kota dari 20 provinsi yang melaporkan kasus difteri.
Di Indonesia, demografi usia yang memiliki kekebalan dasar rata-rata berusia dibawah 40 tahun. Untuk usia di atas itu, sayangnya, tidak mendapatkan imunisasi dasar ketika mereka kecil. Mereka lah yang rentan terhadap penyakit ini.
Peneliti ciptakan ‘vaksin’ untuk tangkal serangan siber global
Dipercepat, pembuatan vaksin untuk tiga virus mematikan
Akibat penolakan dan hoaks, imunisasi massal campak dan rubella MR diperpanjang
"Di negara maju ada imunisasi tetanus difteri setiap 10 tahun sampai seumur hidup. Indonesia sedang mengarah ke sana, kita sedang merancang akan melaksanakan ini,"
Sementara saat ini Indonesia belum memiliki program imunisasi difteri untuk dewasa, yang dilakukan
Kementerian Kesehatan untuk mengatasi KLB difteri saat ini adalah menghimbau orang tua, guru, petugas kesehatan, memastikan status imunisasi lengkap.
"Yang tidak lengkap segera datang untuk melengkapi. Kemudian jika ada satu kasus KLB, itu langsung diberikan imunisasi Td di sekitarnya, itu harus, jangan sampai ada yang menolak. Juga harus ada yang memastikan semua orang meminum antibiotik sampai selesai dengan begitu kita bisa hentikan penyebarannya."
5. Kelompok penolak vaksin
Juru bicara Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi menambahkan munculnya KLB Difteri dapat terkait dengan adanya immunity gap, yaitu kesenjangan atau kekosongan kekebalan di kalangan penduduk di suatu daerah.
Kekosongan kekebalan ini terjadi akibat adanya akumulasi kelompok yang rentan terhadap difteri, karena kelompok ini tidak mendapat imunisasi atau tidak lengkap imunisasinya. Akhir-akhir ini, di beberapa daerah di Indonesia, muncul penolakan terhadap imunisasi.
"Penolakan ini merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya cakupan imunisasi. Cakupan imunisasi yang tinggi dan kualitas layanan imunisasi yang baik sangat menentukan keberhasilan pencegahan berbagai penyakit menular, termasuk difteri," ungkap Oscar.
Jose Batubara menegaskan pemerintah harus tegas terhadap kelompok-kelompok antivaksin ini.
"Mesti dikasih peringatan. Termasuk ada beberapa artis yang hidup dengan herbal aja, tanpa vaksin. Jadi banyak berkembangnya, tidak hanya di kelompok Islam, tapi kelompok Kristen juga berkembang," kata dia. (*)
Berita ini sudah diterbitkan di BBC Indonesia dengan judul Lima hal yang perlu anda ketahui soal wabah difteri di 20 provinsi