Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jadi Penentu Kelulusan, Siswa Athirah Dilatih Menulis Karya Tulis Ilmiah

Direktur Sekolah Islam Athirah Syamril ST MPd mengatakan, menyusun karya tulis melatih otak berpikir kritis.

Penulis: CitizenReporter | Editor: Anita Kusuma Wardana
CITIZEN REPORTER
Pelatihan penulisan KTI di Gedung LEC, Sekolah Islam Athirah Bukit Baruga, Jalan Raya Baruga, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (6/11/2017). Selain sebagai syarat kelulusan, pelatihan karya tulis ini digelar untuk menumbuhkan nalar kritis siswa SMA Islam Athirah Bukit Baruga.  

Ilmaddin Husain

Guru SMA Islam Athirah

Melaporkan dari Makassar

TRIBUN-TIMUR.COM-Menulis karya tulis ilmiah dapat melatih kecakapan berpikir sistematis dan metodologis. Kaitannya, pada abad 21, kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan. Sehubungan dengan itu, pelatihan penulisan karya tulis ilmiah dikalangan pelajar perlu terus digalakkan.

Direktur Sekolah Islam Athirah Syamril ST MPd mengatakan, menyusun karya tulis melatih otak berpikir kritis.

“Empat kecakapan yang dibutuhkan di abad 21 adalah kemampun berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif,” kata Syamril saat menyampaikan sambutan dalam pelatihan penulisan karya tulis ilmiah di Gedung LEC, Sekolah Islam Athirah Bukit Baruga, Jalan Raya Baruga, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (6/11/2017).

Pelatihan yang bertajuk “Mewujudkan Siswa Cerdas, Berwawasan Luas, dan Terampil Menulis Karya Tulis Ilmiah untuk Mendukung Jaminan Mutu Sekolah” ini diikuti sejumlah siswa kelas XII.

Direktur Sekolah Islam Athirah Syamril ST MPd secara resmi membuka pelatihan. Hadir dalam pembukaan Kepala SMA Islam Athirah Bukit Baruga Ibnu Hajar SPd, wakasek kurikulum Dr Bakry MSi, ketua panitia Musdalivah SSos, dan sejumlah guru lainnya.

Ketua panitia pelaksana pelatihan Musdaliva SSos mengatakan, menyusun karya tulis ilmiah dapat melatih keterampilan membaca dan menulis siswa. “Bagaimanapun juga, penelitian tidak bisa dilakukan jika budaya literasi tidak dimunculkan. Kemampuan literasi yaitu budaya membaca, menulis, dan mampu mempresentasikan tulisan,” ujar Musdaliva.

Ia mengatakan, menulis karya ilmiah menjadi penentu kelulusan Siswa SMA Islam Athirah Bukit Baruga. Adapun tahapan penilaiannya, kata Musdaliva, dimulai dari pelatihan indoor, pembimbingan, dan presentasi. “Pelatihan ini untuk melatih siswa berpikir kritis dan memunculkan budaya literasi,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Wakasek Kurikulum Sekolah Islam Athirah Bukit Baruga Dr Bakry MSi menyatakan, dari masa ke masa, ilmu pengetahuan terus berkembang. Untuk itu, para peneliti diharap mewariskan sumbangsih pemikirannya melalui karya ilmiah. Keterampilan menulis karya ilmiah bagi siswa Athirah, katanya, menjadi bekal yang dapat digunakan di dunia kampus.

Pemateri pelatihan Miftah Fauzan SPd MPd mengemukakan, menulis jangan dijadikan sebagai beban. “Saya ingin tekankan, karya tulis jangan menjadi beban. Sebab karya tulis sebenarnya mengantar kita dapat berpikir sistematis dan terarah. Yang paling penting, hindari plagiat dalam penulisan karya ilmiah,” katanya.

Menurut Miftah, seorang peneliti harus banyak membaca. “Tulisan yang bagus itu berawal dari bacaan yang bagus. Karena itu, rajin-rajinlah membaca jurnal dan hasil penelitian,” sebutnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved