410 Tahun Kota Makassar
Bagi Sekjen TII, Ada Tiga Hal Menonjol di Makassar, Apa Saja Itu?
Pemkot Makassar harus membagun instrumen baru agar bisa melihat tingkat kepuasan pengguna
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sekertaris Jendral (Sekjen) Transparency International Indonesia (TII) Dadang Trisasongko mengaku, ada tiga hal yang menonjol di Makassar, pada HUT ke 410.
Menurut Dadang, tiga hal yang menonjol adalah. Pertama, masyarakatnya kritis, pemerintahnya punya kepemimpinan yang kuat dan efektif untuk mendorong pembaharuan-pembaharuan Makassar.
"Terutama pembaharuan-pembaharuan pada pencegahan korupsi, jadi saya lihat transparansi akses informasi publiknya sudah bagus," Kata Dadang Trisasongko kepada tribun timur, Sabtu (4/11/2017).
Lanjutnya, kemudian Makassar juga telah mengadopsi apa yang TII sudah dorong. Seperti, sistem penanganan konflik kepentingan sebagai bagian dari sistem pencegahan pada korupsi.
Pengadopsian itu, melalui banyaknya platform aplikasi pelayanan online yang sudah dibangun. Dan itu menurutnya, bagian dari inofasi yang dibangun untuk meningkatkan kinerja pemerintahan.
"Makanya kita dorong ke pemerintah Makassar untuk transparasi sampai ke pada tingkat yang paling bawah adalah pada tingkat kelurahan," ujar Dadang.
Kemudian, hal ke dua ialah pemerintah kota Makassar perlu untuk tingkatkan lagi kemampuannya untuk menyerap aspirasi ke publik, terkait bagaimana pelayanan yang selama ini diberikan.
Dadang menyebutkan, misalnya pada bidang kesehatan. Pemkot Makassar harus membagun instrumen baru agar bisa melihat tingkat kepuasan pengguna layanan aplikasi tersebut seperti apa.
"Dan yang ke tiga ini sepertinya sudah waktunya pemerintah kota makassar untuk berbagi dengan daerah atau kota-kota lain di indonesia," jelas Dadang.
Menurutnya, sudah waktunya Makassar berbagi dengan kota lain di Indonesia, karena Makassar saat ini dianggap sebagai salah satu kota atau daerah di Indonesia yang sangat berkemajuan.
"Jadi saatnya ini bukan berpikir untuk malassar lagi, karena menurut saya ini kota sudah begitu maju dan inovatif. Jadi Makassar harus berpikir untuk daerah lain," tambah Dadang. (*)