Mahathir Hina Bugis, Budayawan Luwu Ingatkan Sejarah Hubungan Sulsel dan Malaysia
Seharusnya Mahathir paham bahwa Malaysia itu ikut dibangun oleh warga keturunan Bugis Luwu dan Makassar
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
“Mestinya Mahathir menjadi negarawan yang mampu mengayomi semua suku bangsa yang ada di Malaysia. Mahatir jangan membawa-bawa suku jika memang ia membenci Najib,” jelasnya.
Karena itu, tambahnya, Mahatir harus minta maaf secara terbuka, bukan hanya tertulis. Sebab pernyataan Mahathir telah sangat melukai perasaan dan harga diri Bugis Makassar di seluruh dunia.
Mahatir seolah juga lupa jika Najib adalah putra Perdana Menteri Malaysia yang kedua dan juga merupakan salah seorang pendiri Malaysia. Tentu memiliki jasa yang luar biasa bagi perkembangan dan pembangunan Malaysia hingga saat ini.
Apalagi Najib juga tak lain berasal dari keturunan Raja Gowa ke-19 Sultan Abdul Jalil.
Pernyataan Mahathir
Pernyataan Mahathir yang dianggap menghina suku Bugis itu diucapkannya secara terbuka dalam pidatonya pada acara yang digelar Himpunan Rakyat Sayangi Malaysia, 14 Oktober 2017 lalu.
Dalam pidatonya, Mahathir menyebut keturunan Bugis sebagai orang-orang lanun (perompak).
Ia juga secara gambang menyebut julukan pencuri, penyabung bahkan perompak kepada orang Bugis.
Hal ini diungkapkan Mahathir kala menyinggung lawan politiknya Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak.
"Mungkin kerana dia (Najib Razak) berasal dari lanun Bugis. Entah macam mana dia sesat sampai ke Malaysia. Pergi baliklah ke Bugis," kata Mahathir. (*)