Walau Anak Jokowi, Beginilah Sulitnya Gibran Rakabumi Jika Ingin Bertemu Ayahnya
Setelah Jokowi menjadi presiden Gibran mengakui jarang bertemu dengan ayahnya itu
Penulis: Nurul Adha Islamiah | Editor: Ilham Arsyam
TRIBUN-TIMUR.COM - Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabumi Raka kini melebarkan usaha-nya ke sejumlah daerah di indonesia.
Salah satu daerah yang disasar Gibran adalah Makassar, Sulawesi Selatan.
Di sela-sela acaranya di Makassar, Gibran menyempatkan bertamu di redaksi Tribun-Timur.com Senin (16/10/2017).

Pada perbincangan santai dengan awak Tribun Timur Gibran tak hanya bicara soal usahanya, tapi juga sesekali menyerempet tentang keluarganya.
Setelah Jokowi menjadi presiden Gibran mengakui jarang bertemu dengan ayahnya itu.
Selain karena Gibran tinggal di Solo, dia juga harus menyesuaikan dengan kesibukan Presiden Jokowi.
"kalau mau ketemu harus di atas jam 9 malam. Kalau sebelum itu tidak bisa," kata Gibran.
Baca: Live Streaming TV One Persiba Balikpapan vs Bali United, Kick Off 18:30, Ini Susunan Pemainnya
Makanya walau sering ke Jakarta, Gibran belum tentu bisa bertemu ayah dan ibunya.
"Ibu kan dampingi bapak terus," ungkapnya.
Namun hal itu berbeda jika yang datang adalah anak Gibran atau cucu Jokowi, Jan Ethes.
"Justru kalau cucunya datang bapak tidak keluar rumah," katanya.

Undang Prabowo
Gibran ditunjuk oleh pihak keluarga sebagai juru bicara pernikahan adiknya Kahiyang Ayu.
Gibran mengatakan pihaknya menyebar setidaknya 8.000 undangan.
Apakah Prabowo diundang?
"Iya. kami undang. Dulu waktu saya (nikah) juga diundang kok," katanya.
Selauin Prabowo Gibran juga mengaku mengundang mantan Ketua Umum Golkar, Abu Rizal Bakrie.
"KMP (koalisi merah putih) itu teman kita semua," katanya.
Benarkah Gibran Sombong?
Gibran Rakabuming Raka kerap tertangkap kamera pewarta sedang berpose mengangkat dagu.
Salah satunya, saat Gibran bertemu putra sulung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono di Istana Presiden, Kamis (10/8/2017).
Foto pemilik usaha katering Chili Pari dan Markobar sedang 'ndangak' dengan kedua tangannya berada pinggang itu tersebar luas dan menjadi viral di media sosial.
Dalam wawancara eksklusif bersama Kompas.com pada Minggu (27/8/2017) lalu, hal ini turut ditanyakan kepada Gibran.
"Enggak tahu," jawab Gibran singkat.
"Mungkin ngepasin wartawannya di bawah atau ngambil foto angle-nya dari bawah. Mungkin loh ya, enggak tahu juga," lanjut dia.
Gibran mengatakan, wartawan memang bebas mengambil foto dari angle manapun yang disukai.
"Ya enggak apa-apa. Wartawannya kan banyak. Ada yang di bawah, ada yang duduk, ada yang berdiri, ada yang di belakang. Biasa saja," ujar dia.
Soal foto tersebut memberi kesan bahwa dirinya sombong, Gibran tidak terlalu ambil pusing. Ia tak mau menanggapinya.
Gibran berpendapat, tidak ada gunanya memberikan klarifikasi kepada orang yang sudah terlanjur dikuasai kebencian.
"Ya enggak apa-apa (dibilang sombong). Terserah orang, itu kan opini orang. Tapi saya sih biasa saja," ujar Gibran.
Jika sudah ada yang keterlaluan, Gibran memilih untuk mengunggah kembali tudingan negatif tentang dirinya.
Cara itu adalah salah satu cara untuk merespons komentar negatif.
"Yang jelek-jelek kan biasanya kami retweet, kami malah posting sendiri. Biasalah," ujar dia.