Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gunung Agung - Waspada, Ini 9 Tanda Aktivitas Magma ke Puncak Kian Nyata dan Kuat

Peningkatan kegempaan ini menunjukkan dobrakan tekanan magma ke atas (puncak) kian nyata dan kuat.

Editor: Sakinah Sudin
KOMPAS.COM/BAMBANG P JATMIKO
Gunung Agung difoto dari udara, beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Status Gunung Agung di Kecamatan Karangasem, Bali, dinaikan menjadi awas pada Jumat (22/9/2017) lalu. 

Intensitas kegempaan gunung tersebut mengalami peningkatan tajam sepanjang Minggu (24/9/2017). Peningkatan kegempaan ini menunjukkan dobrakan tekanan magma ke atas (puncak) kian nyata dan kuat.

Baca: Bandara Hasanuddin Turut Disiagakan Bila Gunung Agung di Bali Meletus

Hal tersebut disampaikan Kabid Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementrian ESDM, I Gede Suantika, Minggu (24/9/2017), di Pos Pengamatan PVMBG, Desa Rendang, Karangasem.

"Kegempaan yang kami rekam besarnya semakin hari kian meningkat, dan itu berupa gempa-gempa terasa. Meningkatnya aktivitas kegempaan menunjukkan bahwa dobrakan tekanan magma ke atas itu kian nyata dan kuat," terangnya.

Semenjak status Gunung Agung ditetapkan Awas (Level IV), tingkatan tertinggi dalam gunung berapi, aktivitasnya memang semakin meningkat.

Baca: Tonasa Modali Pelaku Usaha di Pangkep, Totalnya Rp 1,57 Miliar

Peningkatan aktivitas gunung tertinggi di Bali ini dicirikan dengan:

1. Semakin banyaknya gempa-gempa vulkanik dalam, dangkal, serta gempa tektonik.

2. Bahkan beberapa kali gempa yang dirasakan dengan skala III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity atau Skala Mercalli) dari Pos Pengamatan PVMBG Rendang.

3. Padahal sebelumnya pada Sabtu (23/9/2017) gempa yang dirasakan hanya dengan skala II MMI.

4. Tercatat, aktivitas kegempaan pada Minggu (24/9/2017) terhitung mulai pukul 00.00-06.00 Wita telah terjadi 178 kali gempa vulkanik dalam.

Baca: Hubungan AS dan Korea Utara Kian Memanas.Benarkah Presiden Trump Sudah “Umumkan Pernyataan Perang”?

5. Sedangkan vulkanik dangkal 109 kali ,dan 13 kali gempa tektonik lokal. Terjadi satu kali gempa yang dirasakan dengan skala IV MMI.

6. Selanjutnya terhitung dari pukul 06.00-12.00 Wita terjadi 154 kali gempa vulkanik dalam, 102 kali vulkanik dangkal, dan 29 kali gempa tektonik lokal. Dari periode ini terjadi dua kali gempa yang dirasakan dengan skala IV MMI.

7. Pukul 12.00-18.00 Wita terjadi 146 gempa vulkanik dalam, 76 vulkanik dangkal, dan 22 gempa teknonik lokal. Sedikit menurun dibanding pada periode 12 jam sebelumnya.

8. Namun terjadi peningkatan gempa yang dirasakan di Pos Pengamatan PVMBG.

Baca: Gunung Agung Erupsi, Makassar Air Traffic Service Center Siagakan 6 Bandara Ini

9. Pada Minggu (24/9/2017) sekitar pukul 13.00 Wita terjadi gempa yang getarannya cukup terasa, berkekuatan 3,2 skala ricther. Itu menunjukkan energi di dalam Gunung Agung semakin besar, dan mungkin penutupnya atau berupa lapisan permukaan Gunung Agung ini semakin lemah dengan adanya tekanan dari dalam.

"Terjadi empat kali gempa terasa dengan skala III sampai IV MMI," papar Suantika.

Menurut Kepala PVMBG, Kasbani, MMI adalah skala untuk mengukur intensitas gempa.

Skala ini menggambarkan efek yang dirasakan dari suatu gempa dari tempat yang kita rasakan.

Baca: Video Detik-detik Gunung Agung Meletus Tahun 1963, Bukannya Lari Warga Malah Lakukan ini

"Skala MMI itu goncangan dan dampak gempa di tempat kejadian di mana kita berada. Saya berada di tempat pos pengamatan, sedangkan orang lain ada di tempat lain, skala MMI-nya berbeda," terang Kasbani, kemarin.

Untuk data skala MMI dari PVMBG berdasarkan apa yang dirasakan di Pos Pengamatan Desa Rendang.

Dijelaskan Kasbani, skala MMI dibagi 12 tingkatan dari I sampai yang paling parah yaitu skala XII.

Adapun aktivitas vulkanik Gunung Agung sejak Sabtu (23/9) hingga Minggu (24/9/2017) masih fluktuatif.

Baca: Ewako Menggema di Bandara Sentani Jayapura

Dari segi kegempaan, aktivitas kegempaaan vulkanik dalam sudah mengalami perlambatan peningkatan.

"Tapi gempa vulkanik dangkal mulai meningkat perlahan. Artinya sumber tekanan seandainya terjadi letusan akan semakin dangkal," jelas Suantika.

Pada Minggu (24/9/2017) sekitar pukul 13.00 Wita terjadi gempa yang getarannya cukup terasa.

Suantika mengatakan gempa tersebut berkekuatan 3,2 skala ricther.

Baca: KPK Bawa 200 Dokumen, Setya Novanto Boyong 5 Pakar dan Ahli. Siapa Menang Praperadilan?

"Itu menunjukkan energi di dalam Gunung Agung semakin besar, dan mungkin penutupnya atau berupa lapisan permukaan Gunung Agung ini semakin lemah dengan adanya tekanan dari dalam. Itu yang menyebabkan guncangan terasa," jelas Suantika.

Sementara itu, kepulan asap solfatara kembali menyembul dari Gunung Agung, Minggu (24/9/2017) pagi.

Namun kepulan asap yang dikeluarkan tidak terlalu tebal.

Asap tipis ini mulai terpantau sejak pukul 06.00 Wita.

Baca: BMKG: Ini Prakiraan Cuaca Hari ini, Ada Peringatan Dini

"Jadi kondisi terakhir pukul 06.00 Wita secara visual terlihat ada kepulan asap tipis mencapai ketinggian 200 meter dari puncak Gunung Agung. Kepulan asap itu dilaporkan juga dari Rendang dan dari utara ada laporan," jelasnya.

Munculnya kepulan asap putih dari kawah gunung ini mengindikasikan terjadinya pemanasan terus menerus.

"Tadi pagi juga kami lihat ada kepulan asap putih dari kawah. Itu mengindikasikan adanya pemanasan terus menerus. Begitu magmanya mendekat ke permukaan, pemanasan air lebih dulu menjadi uap. Ini yang menyembul ke atas," paparnya.

Baca: Ibu Raffi Ahmad Bongkar Kelakuan Buruk Nagita Slavina di Rumah, Ternyata Begini Kebiasaannya!

Sementara pantauan visual Gunung Agung di Pos Pengamatan di Desa Rendang pukul 07.00 Wita, Gunung Agung terlihat jelas walaupun diselimuti kabut tipis.

Namun pukul 11.20 Wita visual Gunung Agung tidak terlihat.

Gunung dengan ketinggian 3.031 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini diselimuti awan mendung tebal disertai kabut. (*)

Berita ini sudah diterbitkan di Kompas.com dengan judul 9 Tanda Tekanan Magma ke Puncak Gunung Agung Kian Nyata dan Kuat

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved