Dimasuki Wartawan, Terungkap Fakta Mengejutkan di Krisis Rohingya, Coba Lihat Siapa Bakar Rumah
Mereka membuat foto-foto palsu agar terlihat seolah-olah kelompok Muslimlah yang melakukan pembakaran.
TRIBUN-TIMUR.COM - Banya kabar berseliweran melalui media sosial yang berasal dari sumber terpercaya seperti media massa dan sumber tak terkonfirmasi, bisa semakin menyulut api konflik kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya, di Rakhine State, Myanmar.
Guna melihat, lalu melaporkan seperti apa sebenarnya menimpa etnis Rohingya, jurnalis BBC untuk Asia Tenggara, Jonathan Head melalukan reportase.
Sejumlah fakta mengejutkan pun terkuak.
Berikut laporan dia selengkapnya sebagaimana ditayangkan pada laman BBC Indonesia, Bbc.om/indonesia, Rabu (13/9/2017).
Lebih dari 300.000 orang yang telah meninggalkan negara bagian Rakhine ke Bangladesh selama dua minggu terakhir semuanya berasal dari distrik Maungdaw, Buthidaung dan Rathedaung, wilayah terakhir di Myanmar dengan populasi Rohingya yang belum terusir ke kamp-kamp pengungsian.
Daerah-daerah ini sulit dijangkau.
Jalannya buruk, dan siapa pun yang mau ke sana harus meminta izin khusus, yang jarang diperoleh wartawan.
Baca: Muslim Rohingya: Militer Suruh Kami Masuk Rumah, Lalu Dilempari Bom dan Terbakar
Jadi, kami langsung mengambil kesempatan untuk bergabung dalam perjalanan kunjungan yang diselenggarakan oleh pemerintah ke Maungdaw, yang dijatah untuk 18 wartawan lokal dan asing.
Perjalanan ini akan berarti jika kita bisa melihat tempat dan menemui orang-orang di lapangan.
Tapi terkadang, meski di bawah pembatasan, kita tetap bisa mendapatkan wawasan berharga.
Betapa pun, pemerintah memiliki pandangan yang perlu didengar juga.
Sekarang mereka menghadapi pemberontakan bersenjata, meskipun banyak yang beranggapan, hal itu disebabkan perbuatan mereka sendiri.
Konflik komunal di negara bagian Rakhine memiliki sejarah yang panjang, dan akan sulit dihadapi pemerintah mana pun.
Setibanya di Sittwe, ibu kota negara bagian Rakhine, kami diberi instruksi.