Waspada! Warga Takalar Ini Jadi Korban Peredaran Uang Palsu
Ia baru mengetahui ketika suaminya membeli cabai dari petani bernama Dg Ngawing senilai Rp 100 ribu.
Penulis: Reni Kamaruddin | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan TribunTakalar.com, Reni Kamaruddin
TRIBUNTAKALAR.COM, PATTALASSANG - Waspada dengan peredaran uang palsu. Warga Takalar, Ailul Amalia Dg Rannu (29) sudah jadi korban.
Daeng Rannu bersama suaminya Hasan Dg Tayang mengaku menjadi korban peredaran uang palsu usai menarik uang di ATM BRI yang berlokasi di Kelurahan Kalabbiran, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kepada TribunTakalar.com, Minggu (10/9/2017), ia menceritakan dirinya bersama suaminya menarik uang di ATM ketika H-5 Iduladha senilai Rp 2,5 juta.
Semula ia tidak sadar jika selembar dari uang yang ia ambil dari ATM adalah uang palsu. Ia baru mengetahui ketika suaminya membeli cabai dari petani bernama Dg Ngawing senilai Rp 100 ribu.
"Setelah saya bayar cabainya Dg Ngawing, besoknya ia tukar uang yang saya kasih di SPBU, tapi pegawainya tidak menerima karena katanya palsu,” tutur Hasan.
“Jadi Dg Ngawing pergi lagi scan uang yang saya kasih ke Toko Tani Berdikari karena penasaran dan ternyata benar kalau itu uang palsu," lanjutnya. Dg Ngawing pun mengembalikan uang tersebut ke Hasan Dg Tayang.
Apa yang ia alami ini merupakan kali kedua. Sebelumnya, ia juga mendapat uang palsu usai menarik uang di ATM pada Juli lalu. Ada tiga lembar uang pecahan Rp 100 ribu yang tidak layak edar.
"Tapi sudah lupa ATM yang mana, ada tiga lembar uang pecahan Rp 100 ribu, itu dalam kondisi seperti habis terbakar dan tidak ada satu orang pedagang pun yang mau menerima uang itu. Akhirnya saya simpan saja, tapi sudah tidak tahu dimana itu uang sekarang," tambahnya.(*)