Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Selain Memicu Datangnya Uban, Stres Jadi Faktor Penyebab Rambut Botak. Benarkah?

Namun ternyata lebih dari itu, kekhawatiran tidak sekedar membuat rambut kita beruban, tapi juga membuatnya rontok.

Editor: Rasni
Kompas.com
Ilustrasi botak 

TRIBUN-TIMUR.COM-Curae canitiem inducunt – Kekhawatiran mendatangkan uban.

Begitu pepatah Latin mengatakan.

Namun ternyata lebih dari itu, kekhawatiran tidak sekedar membuat rambut kita beruban, tapi juga membuatnya rontok.

Kerontokan rambut merupakan suatu hal yang bisa mengganggu penampilan.

Apalagi jika membuat Anda sampai mengalami kebotakan.

Baca: Ternyata Maba Unismuh Berasal dari 16 Provinsi. Dari Mana Saja Asalnya, Lihat Ini

Ilustrasi pria botak
Ilustrasi pria botak (Internet)

Nah, banyak yang menduga bahwa stres dapat menghambat pertumbuhan rambut sehingga Anda bisa mengalami kebotakan.

Stres, terutama yang disebabkan psikososial, dilaporkan memiliki peranan penting pada terjadinya kebotakan.

Menurut studi, jumlah pasien dengan kebotakan yang dipicu oleh stres tercatat sejumlah 6,7 sampai 96 persen.

Nah, stres psikososial sendiri terjadi ketika Anda merasakan adanya ancaman dari lingkungan sosial.

Misalnya ketika Anda merasa sangat tertekan dengan kesuksesan rekan-rekan kerja Anda di kantor sehingga Anda jadi minder dan terpuruk.

Atau saat Anda merasa ditinggalkan oleh sahabat-sahabat yang sering pergi bersama tanpa mengajak Anda.

Stres jenis ini biasanya sangat berdampak pada kesehatan.

Baca: Wowww, Spanyol Menang 8-0! Simak Hasil Laga Lain

Ilustrasi rambut rontok
Ilustrasi rambut rontok (Internet)

Pasalnya, stres psikososial membuat penderitanya merasa terasing, kesepian, dan tidak ada dukungan.

Salah satu dampaknya pada kesehatan yaitu menyebabkan rambut botak karena rontok.

Bagaimana stres bisa menyebabkan kebotakan? Ada tiga jenis kebotakan yang bisa disebabkan oleh stres berlebihan.

Yang pertama adalah Alopecia areata (kebotakan) merupakan suatu proses peradangan atau penyakit autoimun yang timbul dengan rontoknya rambut.

Banyak faktor yang memengaruhi kebotakan diantaranya adalah penyakit autoimun, genetik, emosional, dan lingkungan.

Rontoknya rambut yang terjadi biasanya berpola melingkar dan bersifat progresif, dapat pula menyebabkan kebotakan pada seluruh area kepala (alopecia totalis).

Salah satu penyebab kedua kerontokan akibat stres adalah melalui telogen effluvium.

Normalnya, Anda akan kehilangan sekitar seratus helai rambut dalam sehari.

Akan tetapi stres dapat menyebabkan kerontokan rambut lebih banyak dari yang seharusnya. 

Nah, rambut rontok yang tidak wajar disebut juga dengan istilah telogen effluvium.

Rambut Anda normalnya tumbuh dalam suatu siklus.

Pada fase aktif, rambut tumbuh dalam beberapa tahun.

Setelah fase aktif, rambut Anda masuk ke dalam fase istirahat.

Fase istirahat ini berlangsung kurang lebih tiga bulan setelah rambut Anda rontok.

Rata-rata, kerontokan normal sekitar 100 helai rambut per hari.

Rambut kemudian akan digantikan dalam enam bulan oleh rambut baru. 

Ketika Anda stres atau merasakan gejolak emosi negatif, rambut akan menjadi semakin mudah rontok.

Saat stres, sebagian besar rambut Anda akan masuk ke dalam fase istirahat sebelum saatnya.

Dan tiga bulan kemudian, rambut tersebut akan rontok.

Baca: Inilah Skuad Barcelona 2017-2018. Dembele Pakai Nomor Berapa?

Ilustrasi rambut rontok
Ilustrasi rambut rontok (Internet)

Penyebab ketiga adalah trikotilomania, yakni kebiasaan menarik rambut tanpa disadari karena stres atau cemas.

Hal ini bisa merusak rambut dan menyebabkan rambut botak karena terlalu sering ditarik.

Lalu bagaimana cara mencegah rambut botak saat dilanda stres?

Perubahan gaya hidup yang sederhana saja dapat membantu mengurangi kebotakan.

Misalnya dengan tidur yang cukup (kurang lebih 7 jam), banyak minum air, dan mengonsumsi makanan kaya protein.

Nutrisi merupakan suatu hal yang penting untuk pertumbuhan rambut.

Hubungan antara makanan dan rambut sangatlah erat.

Rambut terbuat dari protein yang disebut keratin. Jadi, sebaiknya Anda meningkatkan asupan protein.

Kurangnya konsumsi protein memaksa tubuh Anda untuk menyimpan protein yang ada untuk tujuan lain, seperti membentuk sel.

Dipercaya bahwa bayam, kacang-kacangan, tahu, dan susu adalah makanan yang baik untuk kesehatan rambut.

Teh hijau juga baik untuk menghambat Dihydrotestosterone (DHT), hormon yang menyebabkan kerontokan rambut.(*)

Berita di atas telah ditayangkan di Kompas.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved