Pilwali Makassar 2018
Mengejutkan! Akhirnya Misteri Salam “X” dari Aru, Ical, Appi, Cicu, Terungkap. Singgung Seseorang
Usai pertemuan, keduanya memperlihatkan salam “X” dengan menyilangkan kedua tangan membentuk huruf ‘X’ di depan dada.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Aqsa Riyandi Pananrang
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bakal calon Wali Kota Makassar, Andi Rachmatika Dewi (Cicu), Farouk M Betta (Aru), Munafri Arifuddin (Appi), serta Syamsu Rizal MI (Deng Ical), masing-masing menunjukkan salam ‘X’ usai pertemuan di warung kopi, secara terpisah, sepekan terakhir lalu.
Pertemuan ala warkop itu digagas Aru yang juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Golkar Makassar secara terpisah dengan tiga kandidat lainnya.
Baca: Salam “X” Aru, Cicu, Ical, Appi, Akhiri Lobi Warung Kopi, Cari Penantang Danny. Lantas None Kemana?
Gerak cepat itu hanya seharipasca Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Makassar resmi mengumumkan terbitnya surat rekomendasi bagi Moh Ramdhan “Danny” Pomanto, wali kota petahana, untuk Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Makassar 2018.
Menyusul Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memberikan surat tugas bagi DP, akronim Danny Pomanto.
Baca: Innalillahi. Suporter Tewas Usai Indonesia vs Fiji Gegara Benda Kecil Ini. Berikut Kronologisnya
Pertama dengan Cicu, sapaan Rachmatika, di Warkop Phoenam, 28 Agustus 2017 lalu.
Usai pertemuan, keduanya memperlihatkan salam “X” dengan menyilangkan kedua tangan membentuk huruf ‘X’ di depan dada.
Baca: Barcelona Tutup Bursa Transfer, Gagal Beli 2 Pemain Ini. Eh, Madrid Malah Ambil Incaran Messi
Aksi ini diikuti seluruh elite partai beringin Makassar yang menyertai Aru maupun pengurus Nasdem Makassar yang menemani Cicu.

Nah, pertemuan Cicu-Aru bersambut dengan pengumuman Ketua Nasdem Sulsel, Rusdi Masse (RMS), yang dilansir ke media beberapa jam usai elite Nasdem-Golkar Makassar bertemu.
Baca: Bursa Transfer Liga Inggris Ditutup, Ini Daftar 10 Pemain Termahal
Bupati Sidrap ini memploklamirkan koalisi Nasdem-Golkar di Pilwali Makassar. Hanya RMS belum merinci figur yang sepakat diusung kedua partai politik tersebut.
Safari Aru berlanjut dengan pertemuan bersama Appi di warkop berbeda. Keduanya bertemu di utara Makassar, Warkop Azzahra, Jl Veteran Selatan, 29 Agustus 2017 pagi.
Lagi-lagi pertemuan itu ditutup dengan salam tanda silang.

Sehari berselang, 30 Agustus 2017, Aru kembali bertemu kandidat lainnya. Kali ini, bersama Deng Ical, Wakil Wali Kota Makassar yang juga Sekretaris DPD Demokrat Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pertemuan di Warkop Phoenam, Jalan Topaz, Makassar, pada Rabu (30/8/2017) pagi. Aru didampingi Bendahara Golkar Makassar Rahman Pina dan Wakil Ketua Syamsuddin Kadir. Usai pertemuan itu, keempatnya kompak salam “X”. Ical berdiri disamping kanan Aru, Syamsuddin, dan Rahman Pina.
Ical, sempat menyinggung, soal ‘blokade’ dan poros baru usai hadir di KPU Sulsel, Jl AP Pettarani, atau beberapa jam usai bertemu Aru. “Saya tentu siap menjadi leader membentuk poros baru,” ujarnya.
Tapi Ical tak merinci poros baru tersebut. Apakah dia akan membawa Demokrat berlabuh ke poros Danny atau poros Golkar-Nasdem.

Tapi makna salam tersebut benar-benar terkuak dari pernyataan Wakil Ketua DPD Nasdem Makassar, Supratman, di sela Reuni Akbar Alumni Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 12 Makassar di Hotel Swiss Blinn, Jl Adyaksa Baru, Makassar, Minggu (3/9) malam.
Reuni atau pertemuan kembali teman sekolah ini dihadiri ratusan alumni SMA Negeri 12 Makassar. Mulai angkatan 90 sampai angkatan 2017.
Saat acara bebas berlangsung, Supratman yang juga Ketua Angkatan 97 SMA Negeri 12 Makassar Supratman, menyampaikannya. Menurutnya, salam tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap DP untuk kembali memimpin pemerintahan di Makassar.
“Nasdem dan Golkar koalisi dan teman-teman angkatan 97 mendukung. Tidak ada paksaan! Lihat saja teman-teman semuanya salam X. Salam menolak lagi Danny Pomanto sebagai wali kota,” ujar anggota Fraksi Nasdem DPRD Kota Makassar tersebut.

Wakil Ketua DPD Nasdem Makassar itu pun optimis partainya yang berkoalisi dengan Golkar akan menumbangkan petahana Danny Pomanto pada Pilwali Makassar 2018.
“Siapapun yang diusung Nasdem saya akan memenangkan di dapil saya! Panakkukang Manggala,” jelasnya. Tapi koleganya, Mesakh Raymond Rantepadang, Ketua Fraksi PDIP DPRD Makassar yang juga Ketua Angkatan 1992 SMA Negeri 12 Makassar memilih salam berbeda.
Mesakh hanya tersenyum dan mengangkat dua tangannya lalu salam dua jari. Salam dua jari dua kali tambah baik dipopulerkan incumbent DP.
Dukungan Partai Politik
Gerak cepat empat kandidat wali kota itu tak lama berselang pengumuman dukungan PPP-PAN ke Danny. Meski dukungan dalam bentuk surat tugas dan surat rekomendasi itu belum sah menjadi partai pengusung untuk pendaftaran di komisi pemilihan umum (KPU).
Sejumlah elite parpol pemegang kursi menyusul memberikan sinyal-sinyal dukungan ke petahana.
Sebut saja Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Hanura, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), serta Demokrat.
Meski partai tersebut punya kader internal. Demokrat misalnya punya Syamsu Rizal MI, Sekretaris Demokrat Sulsel yang juga Wakil Wali Kota Makassar, Adi Rasyid Ali, Ketua Demokrat Makassar, dan Andry Arief Bulu.
PPP (5 kursi) dan PAN (4 kursi) total mengatrol sembilan kursi di DPRD Makassar. Jika isyarat Demokrat (7 kursi), Gerindra (5 kursi), Hanura (5 kursi), PKS (4 kursi), dan PDI-P (4 kursi), bukan ‘isapan jempol’, DP membawa koalisi besar di Pilwali Makassar.
Totalnya bisa mencapai 34 kursi. Nah, syarat mengusung pasangan calon wali kota Makassar dari parpol dan koalisi parpol minimal 10 kursi atau 20 persen dari total kursi DPRD Makassar.
Jadi tersisa Golkar (8 kursi), Nasdem (5 kursi), PKPI (1 kursi), dan PBB (1 kursi). Golkar-Nasdem sudah mengumumkan bakal berkoalisi.
Jika benar-benar terjadi, poros baru tersebut sudah bisa mengusung pasangan calon. Jadi hanya dua poros dalam pilwali mendatang.
Sejumlah nama beredar dalam poros koalisi tersebut. Dari internal Golkar, Farouk M Betta (Ketua DPRD Makassar/ Ketua Golkar Makassar) dan Rusdin Abdullah (Bendahara DPD Golkar Sulsel).
Dari eksternal partai beringin, Irman Yasin Limpo atau None (Kepala Dinas Pendidikan Sulsel), Munafri Arifuddin (CEO PT PSM), dan Andi Rachmatika Dewi atau Cicu (Wakil Ketua DPRD Sulsel/ Ketua Nasdem Makassar). Sejauh ini, Cicu masih nama tunggal yang beredar di internal Nasdem Makassar.
Sedangkan, poros ketiga tak mungkin lagi terbuka. Meski Demokrat gabung PKPI dan PBB misalnya. Pilihannya, PKPI, dan PBB, ke kubu DP atau poros baru.
Begitupun Demokrat. Calon ketiga hanya bisa datang melalui jalur independen. Bahkan, bisa saja Danny melawan ‘kotak kosong’ jika koalisi Golkar-Nasdem bubar.(*)