Pilwali Makassar 2018
Salam “X” Aru, Cicu, Ical, Appi, Akhiri Lobi Warung Kopi, Cari Penantang Danny. Lantas None Kemana?
Jadi tersisa Golkar (8 kursi), Nasdem (5 kursi), PKPI (1 kursi), dan PBB (1 kursi). Golkar-Nasdem sudah mengumumkan bakal berkoalisi.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Aqsa Riyandi Pananrang
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dalam sepekan terakhir ini, ‘roda’ politik menyongsong Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Makassar 2018 langsung bergerak cepat.
Pemicunya dukungan ‘dini’ dua partai politik (parpol) pemegang kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Makassar.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) disusul Partai Amanat Nasional (PAN) memploklamirkan dukungan ke wali kota incumbent Mohammad Ramdhan “Danny” Pomanto.
Baca: Wow. Banyaknya Calon Wali Kota Makassar, 6 Perempuan, Incumbent Muncul Disemua Partai
Meski dukungan dalam bentuk surat tugas dan surat rekomendasi itu belum sah menjadi partai pengusung untuk pendaftaran di komisi pemilihan umum (KPU).
Masih bisa ‘bergoyang-goyang’. Sejumlah elite parpol pemegang kursi menyusul memberikan sinyal-sinyal dukungan ke petahana.
Sebut saja Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Hanura, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), serta Demokrat.
Meski partai tersebut punya kader internal. Demokrat misalnya punya Syamsu Rizal MI, Sekretaris Demokrat Sulsel yang juga Wakil Wali Kota Makassar, Adi Rasyid Ali, Ketua Demokrat Makassar, dan Andry Arief Bulu.
Baca: 7 Sosok Ini Awalnya Heboh Jadi Calon Gubernur, Tapi Sekarang Mereka Kemana?
“Hehehe. Insya Allah, aman dek,” kata Deng Ical, sapaan Syamsu Rizal, kepada Tribun Timur, belum lama ini. Ia menyebutkan dirinya sudah mendapat sinyal dukungan dari partai. “Yang jelas adami. Jangan mi dulu saya sebut akan ada waktunya,” ujarnya.
PPP (5 kursi) dan PAN (4 kursi) total mengatrol sembilan kursi di DPRD Makassar. Jika isyarat Demokrat (7 kursi), Gerindra (5 kursi), Hanura (5 kursi), PKS (4 kursi), dan PDI-P (4 kursi), bukan ‘isapan jempol’, DP membawa koalisi besar di Pilwali Makassar.
Baca: Sah Miliki Raisa, Hamish Tiba-tiba Lakukan Hal Tak Terduga, Sampai Bilang Begini. Kok Bisa?
Totalnya bisa mencapai 34 kursi. Nah, syarat mengusung pasangan calon wali kota Makassar dari parpol dan koalisi parpol minimal 10 kursi atau 20 persen dari total kursi DPRD Makassar.
Jadi tersisa Golkar (8 kursi), Nasdem (5 kursi), PKPI (1 kursi), dan PBB (1 kursi). Golkar-Nasdem sudah mengumumkan bakal berkoalisi.
Jika benar-benar terjadi, poros baru tersebut sudah bisa mengusung pasangan calon. Jadi hanya dua poros dalam pilwali mendatang.
Sejumlah nama beredar dalam poros koalisi tersebut. Dari internal Golkar, Farouk M Betta (Ketua DPRD Makassar/ Ketua Golkar Makassar) dan Rusdin Abdullah (Bendahara DPD Golkar Sulsel).

Dari eksternal partai beringin, Irman Yasin Limpo atau None (Kepala Dinas Pendidikan Sulsel), Munafri Arifuddin (CEO PT PSM), dan Andi Rachmatika Dewi atau Cicu (Wakil Ketua DPRD Sulsel/ Ketua Nasdem Makassar). Sejauh ini, Cicu masih nama tunggal yang beredar di internal Nasdem Makassar.
Sedangkan, poros ketiga tak mungkin lagi terbuka. Meski Demokrat gabung PKPI dan PBB misalnya. Pilihannya, PKPI, dan PBB, ke kubu DP atau poros baru.