Pilwali Makassar 2018
Mengejutkan! Akhirnya Misteri Salam “X” dari Aru, Ical, Appi, Cicu, Terungkap. Singgung Seseorang
Usai pertemuan, keduanya memperlihatkan salam “X” dengan menyilangkan kedua tangan membentuk huruf ‘X’ di depan dada.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Aqsa Riyandi Pananrang
Sehari berselang, 30 Agustus 2017, Aru kembali bertemu kandidat lainnya. Kali ini, bersama Deng Ical, Wakil Wali Kota Makassar yang juga Sekretaris DPD Demokrat Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pertemuan di Warkop Phoenam, Jalan Topaz, Makassar, pada Rabu (30/8/2017) pagi. Aru didampingi Bendahara Golkar Makassar Rahman Pina dan Wakil Ketua Syamsuddin Kadir. Usai pertemuan itu, keempatnya kompak salam “X”. Ical berdiri disamping kanan Aru, Syamsuddin, dan Rahman Pina.
Ical, sempat menyinggung, soal ‘blokade’ dan poros baru usai hadir di KPU Sulsel, Jl AP Pettarani, atau beberapa jam usai bertemu Aru. “Saya tentu siap menjadi leader membentuk poros baru,” ujarnya.
Tapi Ical tak merinci poros baru tersebut. Apakah dia akan membawa Demokrat berlabuh ke poros Danny atau poros Golkar-Nasdem.

Tapi makna salam tersebut benar-benar terkuak dari pernyataan Wakil Ketua DPD Nasdem Makassar, Supratman, di sela Reuni Akbar Alumni Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 12 Makassar di Hotel Swiss Blinn, Jl Adyaksa Baru, Makassar, Minggu (3/9) malam.
Reuni atau pertemuan kembali teman sekolah ini dihadiri ratusan alumni SMA Negeri 12 Makassar. Mulai angkatan 90 sampai angkatan 2017.
Saat acara bebas berlangsung, Supratman yang juga Ketua Angkatan 97 SMA Negeri 12 Makassar Supratman, menyampaikannya. Menurutnya, salam tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap DP untuk kembali memimpin pemerintahan di Makassar.
“Nasdem dan Golkar koalisi dan teman-teman angkatan 97 mendukung. Tidak ada paksaan! Lihat saja teman-teman semuanya salam X. Salam menolak lagi Danny Pomanto sebagai wali kota,” ujar anggota Fraksi Nasdem DPRD Kota Makassar tersebut.

Wakil Ketua DPD Nasdem Makassar itu pun optimis partainya yang berkoalisi dengan Golkar akan menumbangkan petahana Danny Pomanto pada Pilwali Makassar 2018.
“Siapapun yang diusung Nasdem saya akan memenangkan di dapil saya! Panakkukang Manggala,” jelasnya. Tapi koleganya, Mesakh Raymond Rantepadang, Ketua Fraksi PDIP DPRD Makassar yang juga Ketua Angkatan 1992 SMA Negeri 12 Makassar memilih salam berbeda.
Mesakh hanya tersenyum dan mengangkat dua tangannya lalu salam dua jari. Salam dua jari dua kali tambah baik dipopulerkan incumbent DP.
Dukungan Partai Politik
Gerak cepat empat kandidat wali kota itu tak lama berselang pengumuman dukungan PPP-PAN ke Danny. Meski dukungan dalam bentuk surat tugas dan surat rekomendasi itu belum sah menjadi partai pengusung untuk pendaftaran di komisi pemilihan umum (KPU).
Sejumlah elite parpol pemegang kursi menyusul memberikan sinyal-sinyal dukungan ke petahana.
Sebut saja Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Hanura, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), serta Demokrat.
Meski partai tersebut punya kader internal. Demokrat misalnya punya Syamsu Rizal MI, Sekretaris Demokrat Sulsel yang juga Wakil Wali Kota Makassar, Adi Rasyid Ali, Ketua Demokrat Makassar, dan Andry Arief Bulu.
PPP (5 kursi) dan PAN (4 kursi) total mengatrol sembilan kursi di DPRD Makassar. Jika isyarat Demokrat (7 kursi), Gerindra (5 kursi), Hanura (5 kursi), PKS (4 kursi), dan PDI-P (4 kursi), bukan ‘isapan jempol’, DP membawa koalisi besar di Pilwali Makassar.
Totalnya bisa mencapai 34 kursi. Nah, syarat mengusung pasangan calon wali kota Makassar dari parpol dan koalisi parpol minimal 10 kursi atau 20 persen dari total kursi DPRD Makassar.