Pilgub Sulsel 2018
7 Sosok Ini Awalnya Heboh Jadi Calon Gubernur, Tapi Sekarang Mereka Kemana?
Ada yang sudah menyatakan niatnya, masih ‘malu-malu’, serta beberapa di antaranya mendapat dorongan dari elite partai politik maupun elemen masyarakat
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Bakal calon Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) bertambah lagi. Kali ini, giliran Andi Analta Baso Amier (54), kakak angkat Basuki Tjahja “Ahok” Purnama, mantan Gubernur DKI Jakarta, menyatakan keinginannya ikut mencalonkan diri sebagai Gubernur dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel), Juni 2018.
Analta, menyatakan niatnya maju pilgub melalui sambungan telepon ke Tribun Timur. “Bismillah, demi Pancasila, demi kemajemukan, sampaikan ke publik, Insyallah saya akan ikut dalam pesta demokrasi di Sulsel nanti,” kata Analta.
Keinginan Analta disampaikan paling belakangan dibandingkan calon lainnya yang sudah bergerilya mencari dukungan partai politik (parpol) maupun berbagai kelompok masyarakat sejak tahun lalu.
Baca: Ini 3 Alasan Kakak Angkat Ahok Mau Jadi Gubernur di Kampung JK
Kans maju sebagai calon gubernur Sulsel melalui parpol pun kian menipis seiring sudah berposesnya seleksi bakal calon gubernur (cagub) di tingkat provinsi. Bahkan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah lebih awal mengirimkan nama bakal cagub ke dewan pimpinan pusat (DPP).
Beberapa partai politik (parpol) juga sudah menutup pendaftaran bagi kandidat seperti Partai Demokrat, Hanura, Gerindra. Lainnya sudah memastikan figurnya seperti Golkar yang mengusung pasangan AM Nurdin Halid-Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar.
Baca: Kala Syahrul Bertemu Tiga Elite Partai Golkar Sulsel
Kandidat gubernur kian mengerucut ke lima nama berdasarkan proses seleksi di parpol tersebut. Selain NH-Aziz, Ichsan Yasin Limpo yang berduet dengan Andi Muzakkar, Agus Arifin Nu’mang, Nurdin Abdullah, serta Abdul Rivai Ras.
Sebelum kandidat kian mengerucut, bursa bakal calon Gubernur Sulsel sudah ramai sejak 2016 lalu. Ada yang sudah menyatakan niatnya, masih ‘malu-malu’, serta beberapa di antaranya mendapat dorongan dari elite partai politik maupun elemen masyarakat.
Baca: Kakak Angkat Ahok Maju Pilgub Sulsel, Siapa Calon Wakil dan Apa Partainya?
Sejumlah tokoh, politisi, pengusaha, menyatakan niatnya. Tak hanya mereka yang berkarir di Sulsel, dari luar Sulsel pun ingin ‘pulang kampung’ bertarung di Pilgub Sulsel. Tak hanya melalui media massa, mereka sudah ramai-ramai bersosialisasi. Melalui media sosial, alat peraga berupa spanduk maupun baliho, sampai turun langsung ke masyarakat.
Meski belakangan ini, nama-nama tersebut kian meredup. Sejauh ini, tak tahu bagaimana kelanjutan niat mereka seiring kian dekatnya gawean Pilgub Sulsel yang menyisakan beberapa bulan lagi. Siapa-siapa mereka? Berikut Tribun Timur rangkum dari pemberitaan maupun berbagai sumber:
Akbar Faizal (48)

Berbagai komunitas termasuk elite partai politik (parpol) ini silih berganti mendorong Akbar maju di Pilgub Sulsel. Anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem asal Sulawesi Selatan (Sulsel) ini termasuk figur yang paling awal menyosialisasikan pencalonannya di Pilgub Sulsel.
Meski demikian, Ketua DPP Nasdem ini tak pernah secara terbuka menyatakan niatannya untuk maju dalam momen politik tersebut.
Berbagai komunitas juga sudah bergabung untuk pemenangan Akbar. Baliho Sulsel Memanggil, tagline Akbar Faizal sudah tersebar dibeberapa kabupaten/ kota di Sulsel. Begitupun posko pemenangannya.
“Tentunya dukungan pemuda Salewangang ini menjadi spirit baru bagi kami untuk menjadikan Sulsel lebih baik. Ini merupakan yang kesikian dari beberapa elemen dan tokoh masyarakan yang terus menyatakan dukungan serupa,” kata AF akronim namanya saat menerima dukungan dari Aliansi Pemuda Butta Salewangang, Kabupaten Maros.
Ketua Fraksi Partai Nasdem Sulsel Muslimin Salam, Februari 2017 lalu, mengonfirmasikan, bahwa Luthfi A Mutty dan Akbar Faisal masih tetap ingin maju pemilihan gubernur Sulsel.
“Semua mau maju, Pak Luthfi dan Akbar juga ingin maju,” jelasnya. Belakangan ini Luthfi menguat menjadi pasangan Agus Arifin Nu’mang, Wakil Gubernur Sulsel.
Andi Razak Wawo (55)

Pria ini sebelumnya sudah mengambil formulir pendaftaran di Partai Gerindra Sulawesi Selatan (Sulsel). Meski demikian, Ketua Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) Jabodetabek ini tak mengembalikannya.
“Saya siap maju di Pilgub Sulsel, saya melihat kondisi Sulsel belum ada kemajuan yang berarti untuk dinikmati oleh masyarakat menegah ke bawah,” kata ARW akronim nama Andi Razak Wawo, saat menyampaikan kesiapnnya maju di Pilgub Sulsel 14 Jul 2016 lalu.
“Sentra ekonomi masih berpusat di Makassar, ini karena tidak dibangun dengan etos kerja, kejujuran, dan keikhlasan. Inilah yang perlu dibenahi sesegera mungkin," tambah ARW. Putra kelahiran Kota Makassar 20 Januari 1962 tersebut menambahkan, keinginannya maju bertarung di Pilgub Sulsel telah dirintis sejak dua tahun lalu.
Menurutnya, untuk bersaing dengan sejumlah nama bakal calon Gubernur Sulsel yang sudah lama bersosialisasi ditengah-tengah masyarakat bukanlah hal sulit baginya.
Burhanuddin Andi (58)

Irjen Pol Burhanuddin Andi menjadi salah satu bakal calon yang getol bersosialisasi sejak tahun lalu. Melalui timnya, mantan Kapolda Sulsel ini sudah menebar spanduk dan baliho sejak awal tahun 2016.
Pria ini sudah mendaftar partai politik. Salah satunya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Dia juga menunjukkan keseriusannya maju di pentas pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan. Tim relawan telah dibentuknya dibeberapa kabupaten/kota.
Terkhusus di kawasan Bosowasi (Bone, Soppeng, Wajo, Sinjai) menjadi basis sosialisasi yang terus diintensifkan. Bahkan Pung Bur, sapaan Burhanuddin Andi mengangkat seorang kepercayaan menjadi koordinator tim pemenangan wilayah Bosowasi.
Dia juga intens melakukan komunikasi politik ke sejumlah petinggi partai level provinsi.
Usai, memimpin rapat konsolidasi relawan Keluarga dan Parner'Ta Burhanuddin Andi di Posko Sahabat Burhanuddin Andi (SBA), Jl Sultan Alauddin, Makassar, Pung Bur sapaannya langsung menemui Ketua DPD PDIP Sulsel Ridwan Andi Wittiri.
Pung Bur juga bertemu dengan Bendahara DPW Partai Nasdem Sulsel Fery Tanriady tempat yang sama, Hotel Grand Clarion, Makassar, Sabtu (4/3/2017) kemarin. Mantan Kapolrestabes Makassar tersebut menegaskan bahwa dia tetap maju pada Pilgub Sulsel 2018 nanti.
“Saya tetap maju di pilgub,” ungkapnya. Belakangan, Pung Bur seakan ‘menghilang’ dari bursa pertarungan Pilgub Sulsel pascadirinya dilantik sebagai Komisaris Utama PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). Wakil gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengungkapkan Burhanuddin tak maju dalam Pilgub Sulsel 2018.
“Saya kira Pak Burhanuddin Andi tidak maju, beberapa relawannya sudah bergabung dengan kami di Soppeng," katanya. Ia mengatakan sampai saat ini masih melihat peluang beberapa calon wakil gubernur Sulsel termasuk Bur.
Latinro Latunrung (60)

Nama Latinro Latunrung, mantan Bupati Enrekang dua periode menguat sebagai calon Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) saat memimpin Partai Gerindra Sulsel. Kalangan internal partai maupun berbagai elemen masyarakat mendorong Latinro maju.
Namanya juga terjaring dalam survei Poltracking yang dirilis 13 Juni lalu. La Tinro memperoleh elektabilitas 0,26 persen dan masuk dalam simulasi 5 kandidat, bersama dengan Nurdin Abdullah, Nurdin Halid, Ichsan Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu'mang.
Selepas memimpin partai ini, Latinro memastikan sikapnya. Menurutnya, tak ada kata berhenti berjuang demi partai Gerindra. Dia pun menegaskan akan hadir pada pelantikan pengurus Gerindra Sulsel nanti. "Saya akan hadir jika diminta dilantik dan suatu saat ketika ada pertemuan maka saya tidak akan kecewa," tegas La Tinro.
“Saya diminta maju pilgub, saya tanya istri, istri bilang jangan-mi. Saya pikir ketika saya menjadi gubernur Sulsel akan lebih baik. Maju atau tidak itu hanya ada dua konsekuensi yakni menang dan kalah. Selesai, bukan soal kalah atau menang," kata La Tinro.
La Tinro menyatakan, masalah yang menjadi pertanyaan adalah ketika menjadi gubernur mampu tidak saya mensejahterakan masyarakat? Saya belum bisa berikan jawabannya karena saya tidak mau asal bunyi.
"Banyak asal bunyi, saya tidak seperti itu, banyak tidak kerja, tidak ada tindakan. Kalau saya maju (di pilgub) maka tidak ada saingat terberat-ku," kata La Tinro.
Rusdi Masse (44)

Rusdi Masse, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Nasdem Sulsel, memberikan kabar mengejutkan bertepatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI, 17 Agustus lalu. Bupati Sidrap ini menyatakan tak maju sebagai calon gubernur atau calon wakil gubernur Sulsel pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2018.
“Saya tidak akan maju pilgub. Mau cagub atau cawagub,” katanya. Dia mengakui akan fokus membesarkan Partai Nasdem di Sulsel.
Sekaligus, ia akan fokus mengurus Pilkada Serentak Sulsel 2018 dan memenangkan seluruh event politik di Sulsel.
Lantas kemana arah dukungan RMS di pilgub? Berkali kali RMS menegaskan bahwa dirinya tunduk pada DPP Partai Nasdem. RMS menjadi salah satu bupati di Sulsel yang mendapat dorongan dari internal partai maupun berbagai kalangan untuk maju di Pilgub Sulsel.
Alat peraga bergambar dirinya sudah bertebaran di mana-mana. Meski tak ada embel-embel calon gubernur atau wakil gubernur. Namanya pernah disandingkan sebagai bakal calon wakil dari calon Gubernur Sulsel Ichsan Yasin Limpo.
Bersaing dengan Andi Muzakkar, Bupati Luwu. Meski belakangan, Ichsan memilih Cakka, sapaan Muzakkar. Setelah itu, namanya mengerucut lagi sebagai wakil dari Nurdin Abdullah, Bupati Bantaeng. Nurdin mengakui RMS masuk dalam survei calon wakil gubernur-nya. “Pak RMS masuk juga,” katanya belum lama ini.
Djuli Mambaya (47)

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua Djuli Mambaya muncul sebagai bakal kandidat pemilihan gubernur Sulsel 2018. Balihonya tersebar di saentero Toraja Utara.
Ada juga atribut Djuli di Jl Perintis Kemerdekaan Kota Makassar. Putra daerah Toraja Utara ini membidik calon wakil gubernur. “Saya dengan pengalaman di perantauan, berkeinginan kembali membangun daerah saya Sulsel," kata Djuli Mambaya kepada tribuntoraja.com, 14 Maret 2017 lalu.
Dia tercatat sebagai wakil ketua Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Papua. “Dukungan dari masyarakat Toraja tentu menjadi modal awal dan semangat saya untuk mewakili Toraja di Pilgub Sulsel," ujar mantan kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua ini.
Alumnus Fakultas Teknik Unhas Makassar tersebut ingin berpasangan balon gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang. “Saya juga sudah komunikasi dengan pak wagub Sulsel (Agus), ya, sementara posisi cagub, dan kita lihat perkembangan politik, yang jelas unsur Toraja terwakili,” katanya.
Belakangan, tak ada nama Djuli dalam bursa wakil Agus. Beberapa waktu lalu, nama Djuli mengemuka di kalangan pejabat Pemerintah Kabupaten Tana Toraja, gara-gara komentarnya di sosial media. Djuli menuding Wakil Bupati Tana Toraja Victor Datuan Batara bandar narkoba.
Mathius Salempang (64)

Berbagai elemen masyarakat utamanya dari Tana Toraja mendorong Mathius Salempang, mantan Kapolda Sulsel, ikut bersaing di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel.
Alat peraga dan baliho mantan Wakil Kepala Bareskrim Polri sudah terpasang. Meski dia belum secara terbuka menyampaikan keinginannya menjadi calon gubernur. Belakangan, nama pria ini juga muncul dalam bursa pasangan Ichsan Yasin Limpo. Tapi Ichsan memilih Andi Muzakkar.
Nah, saat tahapan Pilgub Sulsel 2018 sudah bergulir, giliran Andi Analta yang menyampaikan keinginannya. Analta menjelaskan dia kembali ke Makassar akhir Agustus ini. Di pertengahan September 2017 nanti, Andi Alla, sapaannya, akan mendeklarasikan niatnya ini.
“Saya akan salat Id di Lapangan Karebosi, Insyallah. Deklarasi nanti sekitar belasan September,” jelasnya. Selama hampir 30 menit, dia menjelaskan filosofis alasan ideal, dan tujuannya ikut pesta demokrasi level provinsi di tanah kelahirannya.
Analta mengakui belum mengabarkan niatnya ini ke kerabat dan sahabatnya di Makassar, Bone, Enrekang, dan Sinjai. “Biarlah mereka tahu melalui media massa, lewat Tribun,” ujarnya. Andi Analta adalah putra mendiang Andi Baso Amier, adik kandung mantan Panglima dan Menkopolkam RI Jenderal M Jusuf.
Analta lahir di Ujungpandang 1963 silam. Dia adalah pengusaha. Sejak akhir dekade 1970-an, Analta bersama ayah, ibu, dan saudaranya, pindah dan menetap di ibukota Jakarta. Setahun terakhir, namanya kerap muncul di media massa, menjadi juru bicara keluarga Ahok.
Mendiang ayah Analta, berkawan dekat ayah Ahok, Indra Purnama, pengusaha asal Belitung. Mendiang ibu Analta, Masribu Baso Amier Binti Acca, adalah wanita yang ikut membantu masa pendidikan Ahok di Jakarta era 1980-an.
Sejak Ahok dipenjara, awal Mei 2017 lalu, Analta masih sering berkomunikasi dan rutin menjenguk Ahok di Rumah Tahanan Mako Brimob, Jakarta. “Sebelum saya nyatakan niat ini, saya masih datang jenguk Dik Basuki, Insyaallah karena ini untuk Pancasila, dia setuju,” katanya menjawab pertanyaan Tribun.
Dia setidaknya mengutip tujuh ayat suci Alquran, dan melafalkan lima Pancasila dengan lugas. “Alasan saya maju ini adalah akumulasi dari kondisi demokrasi di Indonesia yang tak lagi melihat Pancasila sebagai Rahmatan Lil Alamin. Ajaran imam dianggap sebagai agama,” ujarnya dengan bersemangat.
Dia beberapa kali menegaskan bahwa niatnya maju ini karena melihat figur lain sebagai musuh atau lawan politik. “Jadi keinginan maju di Pilkada Sulsel ini untuk melihat Sulsel maju besar dengan kemajemukan. Modal besarta adalah Pancasila dan keinginan kuat membangun kampung halaman,” katanya. Meski sudah menyampaikan niatannya, Analta belum merinci bakal maju melalui partai politik (parpol) atau independen.(*)