Prof Nurhayati Butuh 20 Tahun untuk Terjemahkan Kitab La Galigo
Pada tahun 1995, Prof. Nurhayati bisa menuliskan dan menerbitkan jilid ke 1. Kemudian tahun 2000, menerbitkan jilid ke 2, dan tahun 2017 jilid ke 3
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Ardy Muchlis
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-- Tiga buku La Galigo dan Website La Galigo dilaunching resmi di gedung aula Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Unhas, Makassar, Sabtu (19/8/2017).
Guru besar Filologi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Dr. Nurhayati Rahman selaku penerjemah.
Ia menggungkapkan membutuhkan 20 tahun untuk terjemahkan tiga buku La Galigo tersebut.
"Ini hampir satu jilid atau satu buku ada sekitar 10 tahun, jadi dari tahun 1995 itu sudah diterbitkan dari Belanda baru saya terjemahkan kembali," kata Nurhayati.
Pada tahun 1995, Prof. Nurhayati bisa menuliskan dan menerbitkan jilid ke 1.
Kemudian tahun 2000, dia menerbitkan jilid ke 2, dan tahun 2017 jilid ke 3.
Sebelum menuntaskan ketiga jilid buku La Galigo tersebut. Pada tahun 1993 Nurhayati melakukan perjalan ke Eropa, negeri Belanda, tepatnya di Leiden.
Baca: Demi Naskah I La Galigo, Prof Nurhayati Rahman Hijrah ke Belanda
Selama tiga bulan di Belanda, pada umur Nurhayati muda 27 tahun, menuliskan dan mengumpulkan terjemahan ditiap halaman La Galigo dari 6000 halaman.
Sebelumnya, anak pendiri Darud Dakwah Wal Irsyad (DDI), Anre Gurutta Haji (AGH) Abdurahman Matammeng, itu sudah menerjemahkan jilid I dan II, Lagaligo.
Dari AGH. Abdurahman Matammang, dua jilid yang disebut belum rampung, ditiap jilidnya, Nurhayati harus pergi ke Belanda untuk selesaikan tugasnya.
"Jadi untuk habiskan tiap jilidnya itu, saya harus bolak balik ke Belanda agar ditiap jilidnya itu bisa selesai, waktu itu masih muda jadi kuat," lanjut Nurhayati.
Saat ini, Nurhayati mengungkapkan, masih ada lagi sembilan jilid buku La Galigo untuk diterbitkan. Namun, dia mengaku sudah tidak harus ke Belanda.
"Saya tinggal melengkapi, jadi beliau (Abdurahman) harap ini kedepannya ada yang menulis lanjutannya dan itu tidak harus lagi ke negeri Belanda," jelasnya.
Pasalnya, Launching tiga buku La Galigo itu, disandingkan juga dengan Website La Galigo, didalam Website itu sudah 12 Jilid dari kitab La Galigo, terlengkap.