Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

VIDEO: Selalu Naik Perahu ke Sekolah, Gadis Rammang-Rammang yang Dapat Rezeki Anak Soleh

Foto, video dan sekelumit cerita Sumarni, lalu diposting di media sosial, dimuat Tribun Timur dan viral kurang dari 14 jam.

Penulis: Ansar | Editor: Thamzil Thahir

Foto, video dan sekelumit cerita Sumarni, lalu diposting di media sosial, dimuat Tribun Timur dan viral kurang dari 14 jam.

Baca: Anak Madrasah Ini Tiap Hari Dayung Perahu ke Sekolah

Solidaritas sosial pun muncul.
“Kawan² SSB menggalang rasa haru sebangsa terhadap remaja putri di desa kecil itu. Hanya dalam tempo yang singkat, sesudah zuhur, terkumpul uang Rp 20 juta. Uang itu sudah dibawa oleh beberapa kawan SSB sekalian bersilaturrahmi ke rumah Sumarni.,” ujar Prof Dr Qasim Mathar MA, guru besar Filsafat UIN Alauddin Makassar.

Dia melanjutkan, setelah 72 tahun merdeka, kita masih melihat generasi muda kita pergi ke sekolah setiap hari, seperti Sumarni. Atau, berangkat ditemani oleh seorang tentara lewat tali dengan roda peluncur menyeberangi sungai. Atau, tanpa perahu dan tali, cuma berjalan kaki langsung menyeberangi sungai, dengan resiko batal ke sekolah kalau air sungai pasang. Namun, setelah 72 tahun merdeka, kita tetap percaya bahwa bangsa kita bergerak ke depan mendekati cita-citanya. Buktinya, setelah 72 tahun merdeka, masih banyak warga menunjukkan empati, haru, dan membantu bagian² kehidupan bangsa yang memerlukan perhatian.” ujar Prof Qasim.

Guru Besar Ekonomi Unhas Drs Madjid Sallatu MA, yang jadi “juru catatat” donasi ini mengatakan bantuan itu sebagai ajang menguji kepekaan sosial mereka.

“Kami terbantu oleh informasi media. Pagi ini, ada teman yg baca Tribun dan kepekaan sosial kami semua terpancing. Harus ada tindakan nyata per segera utk mengasah kepekaan sosial kami,” ujar Madjid, yang rekeningnya jadi tempat penampungan donasi selama 5 jam.

Prof Dr Tadjuddin Parenta MS, Guru Besar Ekonomi Unhas juga mengatakan hal serupa. “Saya yakin Sumarni tidak sendiri, masih banyak Sumarni lainnya yang mengalami hal yang sama di negeri ini. Padahal hari ini kita sdh memperingati & merayakan Hari Kemerdekaan ke-72.”

Dia berharap, semoga respon tersebut mampu mengundang perhatian, mengetuk nurani & membakitkan kesadaran sebangsa terutama yang berkompeten.”

Dr Taslim Arifin, yang pertama-tama ‘mengompori’ komunitas ini untuk menggalang bantuan ke Sumarni, menulis,” Semangat berbagi diantara warga jangan dikaburkan oleh makin maraknya persaingan yang makin sengit pada bidang kehidupan, perebutan kekuasaan politik dan penguasaan sumberdaya alam.”
Mantan Komisaris PT Semen Tonasa ini melanjutkan, “semangat sepenanggungan yang moderen, akan lebih menguatkan sendi-sendi kebangsaan. Ini sanggup mendorong kemampuan dan keihklasan berkorban lintas komunal yg lebih tinggi dan berkualitas. Pada tataran inilah idealisme, idiologi kebangsaan akan bertumbuh subur. Semangat berbagi diantara kelompok masyarakat sekaligus sebagai alat koreksi terhadap lembaga -lembaga formal untuk lebih bertanggung jawab secara hakiki, dan bukan semuanya hanya didasarkan pada kepentingan kekuasaan.” (Anc/zil)

A Madjid Thahir, Adi Suryadi Suryadi Culla, Aidir Amin Daud Ajji Aidir, Arman Arfah, As Kambie Sudirman, Aswar Hasan, Azikin Solthan, Bachrianto Bachtiar, Dr Alwi Rachman, Dr Faisal Abdullah,  Firdaus Muhammad, Hamid Paddu,  M Ridwan Thaha, Muchlis Paeni, Syakib Bakri, Eka Sastra, Hadi Abbas, D Hasrullah, Hidayat Nahwi Rasul, Husain Abdullah Uceng, M Juliadi, Khurdy Arsyad, Luhur B Prianto, M Hadi Djamal Oelfa Hermanto, Olha Mallarangamg, Aminuddin ILmar MH,  Amran Razak, Taslim Arifin, Thamzil Thahir, Yudha Yunus, Yusuf Said, Zakir Sabhara, HW, Zulfikar Ex , Rijal Idrus, Ahmadimiru, Acha Araksa, Makbullah Pasinringi, Fatah Ramli, Irwan Muin,  

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved