Kini Bermewah-mewahan, Anda Bakal Terkejut Jika Lihat Potret Bos First Travel Saat Masih Susah
Pendiri Andika Surachman dan istrinya Anniesa Desvitasari Hasibuan 10 tahun yang lalu bukanlah siapa-siapa.
“Pernah listrik di rumah diputus karena enam bulan nunggak. Semua tetangga mencemooh,” kata Anniesa sedih.
Cara menawarkan jasa lewat e-mail pun dicobanya.
Sampai akhirnya ada tawaran dari seorang karyawan Bank Indonesia (BI) yang ingin berwisata ke Vietnam.
"Ada sembilan orang, kami langsung full lempar sepenuhnya ke partner. Kami cari-cari partner travel di internet. Kami hanya cari margin sedikit," jelasnya.
Dalam kurun waktu 2009-2010, usaha keduanya hanya mendapat sekitar 5 konsumen.
Sampai di suatu saat, Andika mendapat kesempatan ikut pameran travel gratis dan memutuskan menawarkan paket umrah.
Uniknya saat itu justru yang di dapat konsumen untuk pergi berwisata ke Lombok.
Dari situlah usahanya mulai menyebar dari mulut ke mulut.
Sampai suatu ketika ia mendapat permintaan untuk umroh dari 127 pegawai Bank Indonesia dan 50 pegawai Pertamina.
"Hanya berbekal baca-baca sejumlah literatur soal umrah, kami beranikan diri presentasi, ternyata malah bisa menyisihkan pesaing yang sudah berpengalaman dalam tender," terangnya.
Pendeknya, tanggal 12 April 2012 jadi hari bersejarah buat pasangan ini. Mereka langsung menjadi guide dari tour tersebut. "Tak ada yang tahu kami suami istri. Tak ada yang tahu juga kami enggak punya pengalaman umrah," kenang Andika.
Dengan beberapa kali berkilah dan bersandiwara sebagai seseorang yang profesional, akhirnya
perjalanan perdana sebagai guide bisa dikatakan sukses.
Mulai saat itu, sepanjang tahun 2012, mereka bisa memberangkatkan 800 orang. Di 2013, jumlah pelanggan bertambah menjadi 3.800 orang.
"Di tahun ini, kami memberanikan diri untuk benar-benar profesional dengan mengajukan izin penyelenggara umrah ke Kemenag. Jadi kami tak perlu lagi mencari partner," lanjutnya.