Kini Bermewah-mewahan, Anda Bakal Terkejut Jika Lihat Potret Bos First Travel Saat Masih Susah
Pendiri Andika Surachman dan istrinya Anniesa Desvitasari Hasibuan 10 tahun yang lalu bukanlah siapa-siapa.
TRIBUN-TIMUR.COM - Pendiri Andika Surachman dan istrinya Anniesa Desvitasari Hasibuan 10 tahun yang lalu bukanlah siapa-siapa.
Sama seperti pasangan suami istri kebanyakan, Andika dan Anniesa merintis usaha dari nol.
Jangan bayangkan penampilan keduanya se-glamour sekarang yang penuh dengan barang mewah.
Saat itu Anniesa dan suaminya tampil seadanya.
Hal itu tergambar pada foto semasa mereka masih susah yang beredar di media sosial.
Dari segi busana maupun fisik sangat jelas terjadi perubahan drastis.
Berikut foto-fotonya:



Baca: Dikenal Sosialita yang Glamour, Siapa Sangka Baru 4 Hari di Penjara Bos First Travel Sudah Begini
Dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu, Anniesa mengungkapkan masa lalunya yang penuh penderitaan.
Keduanya memulai usaha mereka menjaminkan rumah peninggalan orang tua mereka.
Namun usahanya bangkrut dan rumah itu disita bank.
Keduanya pun terpaksa mengontrak rumah petak.
Meminjam motor adiknya keduanya keliling Jakarta-Depok menawarkan paket umroh.
Penampilannya acak-acakan dan bau keringat.
Saking susahnya bahkan di rumah hanya makan mie instan dicampur nasi.
“Pernah listrik di rumah diputus karena enam bulan nunggak. Semua tetangga mencemooh,” kata Anniesa sedih.
Cara menawarkan jasa lewat e-mail pun dicobanya.
Sampai akhirnya ada tawaran dari seorang karyawan Bank Indonesia (BI) yang ingin berwisata ke Vietnam.
"Ada sembilan orang, kami langsung full lempar sepenuhnya ke partner. Kami cari-cari partner travel di internet. Kami hanya cari margin sedikit," jelasnya.
Dalam kurun waktu 2009-2010, usaha keduanya hanya mendapat sekitar 5 konsumen.
Sampai di suatu saat, Andika mendapat kesempatan ikut pameran travel gratis dan memutuskan menawarkan paket umrah.
Uniknya saat itu justru yang di dapat konsumen untuk pergi berwisata ke Lombok.
Dari situlah usahanya mulai menyebar dari mulut ke mulut.
Sampai suatu ketika ia mendapat permintaan untuk umroh dari 127 pegawai Bank Indonesia dan 50 pegawai Pertamina.
"Hanya berbekal baca-baca sejumlah literatur soal umrah, kami beranikan diri presentasi, ternyata malah bisa menyisihkan pesaing yang sudah berpengalaman dalam tender," terangnya.
Pendeknya, tanggal 12 April 2012 jadi hari bersejarah buat pasangan ini. Mereka langsung menjadi guide dari tour tersebut. "Tak ada yang tahu kami suami istri. Tak ada yang tahu juga kami enggak punya pengalaman umrah," kenang Andika.
Dengan beberapa kali berkilah dan bersandiwara sebagai seseorang yang profesional, akhirnya
perjalanan perdana sebagai guide bisa dikatakan sukses.
Mulai saat itu, sepanjang tahun 2012, mereka bisa memberangkatkan 800 orang. Di 2013, jumlah pelanggan bertambah menjadi 3.800 orang.
"Di tahun ini, kami memberanikan diri untuk benar-benar profesional dengan mengajukan izin penyelenggara umrah ke Kemenag. Jadi kami tak perlu lagi mencari partner," lanjutnya.