Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ini Fakta-fakta Sepak Terjang Iwan, ‘Ketua Kelas’ Pembobol Brangkas PDAM Makassar

Irwan bekerja sama dengan spesialis pembobol brankas dari Ambon, M Tuanaya (42), untuk merampok PDAM Makassar.

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Ilham Arsyam
TRIBUN TIMUR/DARUL AMRI
Kapolrestabes Kombes Pol Endi Sutendi, didampingi Direskrimum Polda Sulsel, Kombes Pol Erwin Zadma merilis kasus pembobolan brankas PDAM Makassar yang berisi uang tunai 1,2 Milyar, Selasa (1/8/2017). Rilis ini juga menghadirkan dua pelaku, M Tuanaya (42) dan M Irwan alias Iwan (36). 

TRIBUN-TIMUR.COM - POLISI menyebutkan M Irwan alis Iwan (36) sebagai ketua kelas dalam pembobolan brankas PDAM Makassar.

Warga Biringkanaya, Makassar, itu baru saja keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Makassar. Dia terpidana kasus narkoba dan disebut residivis kasus pembobolan brans di Jl Tol Reformasi, Makassar.

Beberapa rangkaian kasus pembobolan brankas di Sulsel diduga melibatkan Irwan.

Dugaan polisi memang sudah mengarah ke Irwan, sehingga keterlibatan pria ini didalami.

Irwan bekerja sama dengan spesialis pembobol brankas dari Ambon, M Tuanaya (42), untuk merampok PDAM Makassar.

Tuanaya disebut pernah menjadi terpidana kasus pembobolan brankas di Yogyakarta.

Irwan dan Tuanaya saling kenal dan bekerja sama saat berpetualang di Jakarta. Keduanya pernah menjadi “pengaman tanah” dan “penjaga lahan kosong” di Tanah Abang Jakarta.

Tuanaya disebut-sebut anak buah preman tenar asal Ambon di Jakarta, Basri Sangaji. Tuanaya dan Basri memang berasal dari pulau yang sama di Maluku.

Polisi menyebut Irwan sebagai otak pembobolan PDAM Makassar. Dialah yang mengatur serta menggambarkan peta gedung dan ruangan. Dia juga yang menggambar denah ruangan Bendahara PDAM Makassar. Sebelum mereka beraksi, Irwan sudah menggambarkan titik-titik sasaran dan jalan dan cara melarikan diri setelah beraksi.

"Setelah pelaku (Irwan) yang buat peta dan gambarkan itu, baru pelaku hubungi temannya," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Anwar Hasan di Polrestabes Makassar, Selasa (1/8) sore.

Sebelum Irwan menggambakan situasi kompleks PDAM, dia hubungi Tuanaya di Ambon. Bahkan rencana itu sudah dia bicarakan matang dengan Tuanaya saat masih mendekam di penjara.

Irwan bebas dari Lapas Makassar, Rabu, 19 Juli 2017. Dia hanya butuh waktu 24 hari di alam bebas untuk membobol PDAM.
Tuanaya tiba di Makassar dua hari setelah Irwan bebas dari lapas.

"Setelah itu mereka beraksi, dua pelaku yang buron berjaga diluar, sedangkan iwan dan si tuanaya beraksi didalam, makanya terekam CCTV," jelas Anwar.

Tuanaya, warga Jl Psihori, Kecamatan Salahutu, Ambon Maluku. Ia ditangkap di kota Ambon oleh tim Buser Mapolres Ambon dan tim Polrestabes Makassar.
Sedangkan, Irwan ditangkap di Jl Asirin Kelurahan Pai, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Senin (31/7) malam.

Di antara empat pelaku, Tuanaya dan Iwan mempunyai catat kriminal terkait pembobolan Brankas. Tuanaya pernah membobol di Jogja, Iwan di Makassar.

Tuanaya dan Iwan diketahui adalah teman dekat, sejak mereka masih kerja di Jakarta sebagai depkolektor dan juga menjaga tanah-tanah kosong di sana.

"Pengungkapan kedua pelaku ini usai kami membuka beberapa file kriminal dan juga identifikasi sidik jari mereka, makanya bisa ditangkap," ujar Anwar.
Kepada Tribun, Tuanaya mengaku baru pertama kali ke Makassar, atas undangan Irwan.

"Saya baru pertama ke Makassar, saya ditelepon sama Irwan kalau ada uang besar di kantor PDAM, makanya saya langsung datang," jelas Tuanaya.(darul amri lobubun)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved