Ibadah Haji
Sebelum Berangkat, Petugas Maskapai Garuda Indonesia Imbau JCH Tak Bawa Turun Selimut
"Selama di berada dipesawat calon jamaah bisa menggunakan semua fasilitas yang ada, seperti bantal dan selimut. Itu bisa digunakan untuk tidur," ujarn
Penulis: Ansar | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Sebanyak 450 calon jamaah haji (CJH) dari 1.080 orang dari Papua yang bergabung dikloter 6, diberangkatkan ke Tanah Suci Mekkah dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Selasa (1/8/2017).
Sebelum meninggalkan asrama haji Sudiang Makassar, CJH tersebut diminta untuk salat Zuhur yang dijama' dengan Salat Ashar di masjid asrama.
Selain itu, CJH juga mendapatkan pengarahan dari pihak Kementrian Agama (Kemenag) dan Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin Makkassar di Mandai Maros serta pihak maskapai Garuda Indonesia.
CJH ini dikumpulkan di aula tiga asrama haji lalu dipanggil bergantian oleh petugas untuk mendapatkan paspornya.
Seorang petugas dari Garuda Indonesia, Indar mengajarkan kepada CJH untuk menggunakan oksigen dan obat-obatan yang tersedia di pesawat jika darurat.
"Selama di berada dipesawat calon jamaah bisa menggunakan semua fasilitas yang ada, seperti bantal dan selimut. Itu bisa digunakan untuk tidur," ujarnya.
Indar meminta kepada CJH supaya tidak membawa selimut atau bantal saat turun dari pesawat saat lepas landas di Madina. Pasalnya, selimut dan bantal masih akan digunakan kembali.
"Saat turun di Madina jangan dibawa turun itu selimut dan bantalnya karena akan digunakan lagi," ujarnya.
Selain itu, Indar juga mengimbau kepada CJH supaya tidak membawa makanan yang bisa basi. Dia khawatir, jika makanan tersebut dikomsumsi, maka CJH bisa sakit.
Sementara seorang petugas Transmigrasi Makassar, Idris Adrian menyampaikan, supaya CJH menjaga paspornya saat sampai di Mekkah.
"Paspor harus dalam keadaan baik. Jangan sampai kotor dan basah. Karena itu bisa menjadi masalah," ujarnya.(*)