Wisata Sulsel
Menilik Keindahan Danau Kembar di Gowa
Sejuk, tenang, dan damai, adalah tiga hal yang cukup untuk menggambarkan begitu kami tiba di danau.
Penulis: Sakinah Sudin | Editor: Suryana Anas
Catatan Perjalanan Mapala STIEM Bongayya
Kabupaten Gowa memiliki keindahan alam yang menawan. Sebut saja Danau Tanralili ataupun Lembah Ramma.
Dua tempat ini mungkin sudah dikenal masyarakat luas, khususnya pencinta alam. Tapi bukan tempat ini yang kami kunjungi. Adalah sebuah danau menawan namun belum begitu terekspos yang jadi tujuan kami.
Baca: FOTO dan VIDEO: Serunya Camping Day di Danau Tanralili, Bareng Bupati Gowa
Danau kembar, begitu beberapa anak pencinta alam menyebutnya. Namun jika melihat di google maps, danau ini belum memiliki nama.

Lokasinya berada di antara Danau Tanralili (selatan) dan Lembah Ramma (utara). Sementara nun jauh di sisi timur ada Gunung Bawakaraeng.
Baca: Bupati Gowa Kemping di Danau Tanralili, Sleeping Bag di Makassar Ludes
Secara administrasi, danau ini berada di Desa Bonto Lerung, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulsel. Namun kami memulai trekking justru dari Desa Panaikkang, Kecamatan Pattalassang. Jalur via Desa Panaikkang jadi pilihan karena jarak tempuhnya lebih cepat dibanding jalur lain.
Suasana begitu cerah ketika kami memulai perjalanan dari Makassar, Sabtu (29/7/2017), sekitar pukul 10.00 Wita, menuju Desa Panaikkang. Ini keberuntungan sendiri bagi kami yang memang menggunakan kendaraan roda dua. Bisa dibayangkan repotnya jika hujan tetiba menyapa.
Rombongan berjumlah sembilan orang. Kami berlima merupakan mahasiswa Mapala STIEM Bongayya. Saya (Annonits), Dicky, Nando, Koan, dan Jumardi. Sedang empat lainnya adalah teman yang merupakan karyawan salah satu perusahaan di
Makassar. Oh ya, sebelum berangkat kami terlebih dahulu memastikan bekal dan kondisi motor. Yap, selain tubuh, kondisi motor juga hal wajib. Pasalnya, perjalanan ke Desa Panaikkang butuh waktu sekitar dua jam dan jalan yang dilalui cukup curam.
Adapun rute yang kami lalui yakni dari Makassar ke Jalan Poros Malino. Tiba di Pasar Parigi,belok kanan (jangan terus ya, karena itu arah ke kota. hehe..). Setelah ke kanan, terus-terus ikuti jalan (akan ada dapat jembatan tanpa pagar pengaman yang dilalui) hingga tiba di pasar Majannang. Belok kiri lalu terus hingga menjumpai jembatan merah. Terus lagi sampai dapat pertigaan, ambil jalur kanan untuk ke Desa Panaikkang.
Udara sejuk menyusup ke pori-pori ketika kami tiba di Desa Panaikkang. Meskipun waktu menunjukkan pukul 12.14 Wita. Setelah istirahat sejenak, kami memulai perjalanan. Baru beberapa meter melangkah, kami langsung disuguhkan tanjakan.Usai tanjakan, ada jalan bercabang, kami mengambil jalur kanan.
Jalan menanjak di awal perjalanan cukup menguras tenaga. Langsung terpikir bagaimana medan selanjutnya. Tapi ternyata kekhawatiran kami tidak terbukti. Jika Anda pernah ke Danau Tanralili dan Lembah Ramma, medan ke Danau Kembar cenderung lebih ringan. Cocok bagi pendaki pemula.
Namun bukan berarti tidak ada tanjakan. Ada beberapa jalan menanjak, namun selebihnya jalan mendatar dan turunan di tengah rimbunnya hutan. Bonusnya,ada banyak aliran air yang dilalui sehingga tak perlu takut kehausan. Setelah berjalan sekitar satu jam, kami kembali menjumpai jalan bercabang. Kami memilih ke kanan. Jika jalan terus maka akan tembus ke Tallung, Lembah Ramma.