Jangan Berdoa Via Media Sosial

Fajar S Djuanda

Staf Tenaga Kependidikan FIKP Unhas

TRIBUN-TIMUR.COM - Inilah penyakit ibu-ibu dan kaum perempuan, selalu curhat dan berdoa di medsos. Padahal menuliskan doa di media sosial itu tidak ada dalilnya.

"Berdoa itu bahasa gaulnya curhat, curhatnya ke Allah saja, bukan di medsos. Berdoa sama halnya mappalattu dalam bahasa Bugis. Jadi mappalattunya sama Allah. Sampaikan semua masalah dan keinginan kepada Allah saja."

Demikian salah satu nukilan tausiah Dr Dasaad Latif, pada Halal Bi Halal Fak. Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Unhas, Selasa (4/7), di Ruang Senat FIKP Unhas.

Baca: Empat Calon Dekan FIKP Unhas Berebut Suara Senat

Baca: Simposium FIKP Unhas Tampilkan 103 Pemakalah Internasional

Dasaad menambahkan, hanya di Indonesia ada acara Halal Bihalal, di Arab tak dikenal budaya ini. Kalau di-Indonesiakan, Halal Bihalal berarti menghalalalkan. Menghalalkan dosa atau kesalahan yang pernah terjadi. Halal Bihalal bisa juga bermakna mempererat persatuan.

Menurut Dasaad, beberapa hal yang bisa membuat persaudaraan renggang atau persatuan terancam. Yakni, bersifat tamak, maruk, sombong. Sombong bisa karena jabatan dan ilmu.

"Apa yang kita mau sombongkan? Jabatan hanya sementara. Begitu kita pensiun, jabatan tidak melekat lagi," ujar dosen Ilmu Komunikasi Unhas itu.

Dasaad juga menyampaikan betapa pentingnya berbakti dan menghormati orang tua. Jika seseorang ingin sukses, pelihara dan berbaktilah kepada orang tua.

"Coba Anda perhatikan orang-orang di sekitar kita yang sukses dan besar, sudah pasti sangat menghargai orang tuanya. Jangan lah kita lebih takut pada istri daripada orang tua. Membantu orang tua tidak mesti minta izin ke istri," tegas Dasaad.

Baca: HUT ke-3, KEMA FIKP Unhas Gelar Lomba Akustikan dan Baca Puisi

Baca: IKA Komisariat FIKP Unhas Bakal Bangun Gedung Alumni Centre

FIKP Berprestasi