Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mulyadi Terduga Teroris Penyerang Polisi Sering Nonton Video ISIS di Rumah Kos Temannya

Mulyadi (28), pelaku penyerangan dua anggota Brimob di Masjid Falatehan seberang Mabes Polri, diduga simpatisan kelompok teror Negara Islam Irak (ISIS

Editor: Rasni
Tribunnews.com
Anggota Brimob berjaga saat rekan-rekannya dari Brimob dan Polisi Lalu Lintas melakukan apel di depan kantor Polsubsektor Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (2/7/2017). Mengantisipasi aksi teror yang mengarah kepada personil kepolisian, polisi menerapkan Buddy Sistem di mana anggota saling melindungi. (Warta Kota/Alex Suban) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Mulyadi (28), pelaku penyerangan dua anggota Brimob di Masjid Falatehan seberang Mabes Polri, diduga simpatisan kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.

Ia kerap menceritakan kepada keluarga dan temannya, jika ISIS dan ideologi Khilafah yang diajarkannya adalah baik.

"Diketahui bahwa Mulyadi ini selalu asyik dengan handphonenya. Setiap ketemu dengan teman dan kakaknya, dia selalu mengatakan bahwa ISIS itu baik, khilafah itu baik. Dia terus menyampaikan itu," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto.

Baca: Polri-Masyarakat Harus Bersatu Perangi Terorisme

Menurut Setyo, dari pemeriksaan keluarga dan temannya, diduga Mulyadi telah terkontaminasi ajaran radikal lewat konten-konten yang tersebar di media sosial dan grup messenger.

Polisi telah memeriksa empat orang terkait kasus ini. Mereka adalah kakak kandung, kakak ipar, dan dua temannya.

"Beberapa hari sebelum kejadian, kakaknya tahu bahwa dia membeli sangkur di Bekasi. Tapi, kakaknya tidak tahu itu digunakan untuk apa. Dia pamit mau pulang kampung. Tapi, dia menemui temannya di Jakarta. Ternyata, dia melakukan penikaman anggota di masjid," ujar Setyo.

Hal serupa juga dilontarkan oleh Angga, teman Mulyadi.

penyebar isu provokatif terkait aksi terorisme di wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar beberapa waktu lalu, Nur Rahmat Soleh, ditangkap di tempat tinggalnya di sekitar Benteng Selayar, Selasa kemarin (3/1/2017).
penyebar isu provokatif terkait aksi terorisme di wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar beberapa waktu lalu, Nur Rahmat Soleh, ditangkap di tempat tinggalnya di sekitar Benteng Selayar, Selasa kemarin (3/1/2017). (TRIBUN TIMUR/ALFIAN)

Angga menuturkan, Mulyadi kerap menonton video ISIS di kamar kos Angga di Kalibata, Jakarta Selatan.

"Selama di kosan itu, Mulyadi banyak menonton video ISIS dan jihad. Seluruh video itu diperlihatkan pada rekannya (Angga)," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto.

Rikwanto mengatakan setelah dua hari di kosan Angga, 26 Juni 2017 pukul 14.00 WIB, Angga mengantarkan Mulyadi ke Stasiun Palmerah.

Baca: Raja Salman Sebut Negara Ini Sponsor Terorisme Dunia

"Pada temannya itu, Mulyadi mengatakan ingin bertemu dengan temannya yang berasal di Padang Panjang dan diantar sampai Stasiun Palmerah," kata mantan Kapolres Klaten tersebut.

KTP Ganda
Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrullah menjelaskan terduga teroris yang menusuk dua anggota Brimob memiliki KTP Ganda. Pelaku diketahui bernama Mulyadi.

Hal itu diungkapkan Zudan setelah melakukan pengecekan terhadap nama dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) tersangka.
"Iya, KTP yang bersangkutan ganda. Dia terdata di Agam, Sumatera Barat dan Cikarang, Bekasi," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved