Pilkada Luwu 2018
Amru Saher Kembalikan Formulir di PDIP Luwu
Wakil Bupati Luwu ini bersama rombongan mendatangi markas DPC PDIP Kabupaten Luwu, di Paburinti, Kelurahan Sabe
Penulis: Desy Arsyad | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNLUWU.COM, BELOPA UTARA - Salah satu bakal calon Bupati Luwu, Amru Saher, mengembalikan formulir dihari terakhir pengembalian formulir pendaftaran calon Bupati Luwu di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Luwu, Jumat (26/5/2017).
Wakil Bupati Luwu ini bersama rombongan mendatangi markas DPC PDIP Kabupaten Luwu, di Paburinti, Kelurahan Sabe, Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu, disambut oleh ketua DPC PDIP Kabupaten Luwu, Yulianus Maya.
Dihadapan Amru Saher, Yulianus mengatakan semua bakal calon yang datang mendaftar semua diperlakukan sama, tidak ada yang dibeda - bedakan, apalagi uang mahar.
"Kami di PDIP tidak ada uang mahar, yang ada hanya dana gotong royong. Dimana itu diperuntukkan untuk biaya survey, dan dana saksi. Supaya pada saat pilkada tidak ada TPS yang saksinya kosong," ujar Yulianus Maya.
Amru Saher, menuturkan ia sebagai awal dan akhir untuk pendaftaran di PDIP.
"Mungkin ini tanda-tanda karena saya yang mengambil fomulir paling awal, saya juga yang paling akhir mengembalikan formulir. Jadi pembuka dan penutup," ujar Wakil Bupati Luwu, sambil tertawa dihadapan para kader PDIP Luwu.
Amru yang merupakan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku cukup paham dengan aturan partai, sehingga percaya diri akan diusung oleh PDIP pada pilkada 2018 mendatang.
Bahkan ia juga menjelaskan alasannya hingga hari ini belum memasang atribut pilkada (baliho) seperti bakal calon lainnya.
"Orang pasang baliho di jalan untuk dibawa ke rumah lalu dikenal. Tapi kalau saya, foto sudah ada di dalam rumah warga bersama fotonya pak Bupati. Semua kandidat pasti punya teknik masing - masing ," jelas Amru.
PKS sendiri tidak membuka pendaftaran terbuka melainkan melalui jalur undangan.
Adapun bakal calon lainnya yang mengembalikan formulir di hari terakhir yakni, Buhari Kahar Muzakkar, Patahuddin, Emy Tallesang, dan Epi Pakulu.