Komisi IV DPRD Gowa Soroti Pembangunan Puskesmas Manuju
Pasalnya, pembangunan yang menggunakan APBD 2016 lalu itu dinilai dikerjakan asal-asalan oleh kontraktor.
Penulis: Waode Nurmin | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur Wa Ode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA- Komisi IV DPRD Gowa menyoroti hasil renovasi pembangunan Puskesmas Manuju yang berada di Desa Moncongloe, Kecamatan Manuju, Gowa.
Pasalnya, pembangunan yang menggunakan APBD 2016 lalu itu dinilai dikerjakan asal-asalan oleh kontraktor.
Ketua Komisi IV Asriady Arasi, pun membenarkan kondisi itu.
Baca: Anggota Parlemen Afrika Selatan Kunjungi Gowa
"Saya sudah lihat langsung memang. Dan ada beberapa pekerjaan fisiknya itu yang sangat jelas dikerja yang tidak sesuai," katanya saat ditemui Kamis (4/5/2017).
Asriady menyebutkan seperti kamar mandi yang sangat terlihat tidak laik.
Baca: Kepala STPP Gowa Buka Bimtek Upsus di Universitas Tadulako
"Masa kamar mandi kotornya. Klosetnya ji baru, lantainya kotor. Pokoknya tidak laik. Belum lagi kusen jendelanya sudah patah," katanya lagi.
Yang membuat Asriady semakin berpikir jika ada pelanggaran pembangunan karena pihak Dinas Kesehatan terkesan menyembunyikan rancangan anggaran biaya (RAB).
"Pengakuan mereka katanya sudah tidak ada. Sudah ada di BPK. Padahal kami mau melihat apakah sudah sesuai atau tidak," ujarnya.
Apalagi pengerjaan itu melewati batas penggunaan anggaran. Yang seharusnya selesai di Desember 2016, tapi saat turun di cek Februari 2017 juga belum selesai.
"Saya cek Februari itu belum selesai. Salahnya disini PPK nya sudah bayar 100 persen. Ini mi yang kami tengarai ada pelanggaran pembangunan karena terkesan asal-asalan," tambahnya.
Sebelumnya juga pembangunan Puskesmas Manuju mendapat rekomendasi dari Pansus LKPJ Bupati Gowa 2016.
Ketua Pansus LKPJ Robby Harun mengatakan dua dinas mendapat warning dari DPRD Gowa. Salah satunya Dinas Kesehatan.
"Dinas Kesehatan, anggota Komisi III ini menyoroti bangunan puskesmas di Kecamatan Manuju.
Dia menilai dari anggaran yang diturunkan kurang lebih Rp 795 juta, namun material yang digunakan cuman bekas.
"Kuseng nya bekas, daun pintu juga. Kamar mandinya tidak laik. Padahal anggarannya lebih Rp 795 juta," ujarnya. (*)

