Cerita Heroik Polantas yang Gagalkan Penodongan di Angkot, ''Baca Salawat Lalu Menembak''
Setibanya di ruas jalan tersebut, dia melihat seorang ibu meloncat dari dalam angkot dan meminta pertolongan.
Kepada Sunaryanto, Hermawan meminta agar angkot tersebut segera dibawa meninggalkan lokasi.
Namun, pada saat itu, sopir angkot beserta penumpang yang berada di kursi depan sudah melarikan diri.
"Saya bujuk biar dia mau lepas itu ibu sama anaknya, biar saya aja yang gantiin. Saya bilang juga ke dia bahwa saya jamin kalau korban dilepaskan, dia enggak akan diamuk massa," tutur Sunaryanto.
Namun, bujuk rayu Sunaryanto tak mampu melunakan Hermawan. Dia terus mengancam akan membunuh korban jika permintaanya tidak dipenuhi.
"Dia bilang 'Kalau Bapak nembak saya, saya matiin ini anak sama ibunya' sambil pisaunya diarahin ke anaknya. Ibunya nangis-nangis minta tolong anaknya diselametin," kata Sunaryanto.
Suasana makin mencekam.
Risma menangis sejadi-jadinya karena melihat anaknya ditodong dengan pisau oleh Hermawan.
Massa juga makin banyak mengelilingi angkot tersebut.
Sunaryanto mencoba menenangkan pelaku agar tidak melakukan hal nekat.
Dia mengangkat tangannya dengan maksud agar Hermawan tahu bahwa dia tidak bersenjata.
Padahal, senjata api Sunaryanto sejak awal disembunyikan di pijakan tangga pintu angkot.
Agar pelaku lebih tenang, Sunaryanto memerintahkan warga menjauh.
Namun, saat melihat Sunaryanto mau mengambil senjata apinya, warga mendekat kembali.
Sunaryanto tak jadi menembak pelaku.
Penyandera semakin panik melihat warga kembali mendekat dan meminta agar dibawa pergi dari lokasi tersebut.