Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Warga Tewas Ditelan Ular

Sedih, Istri dan Bayi Almarhum Akbar Baru Tiba

Muna datang bersama dua buah hati Akbar, Putri Asawiyah Azisah Akbar (5) dan Nur Aqifah Naila Akbar (3 bulan).

Penulis: Nurhadi | Editor: Ilham Mangenre
Sedih, Istri dan Bayi Almarhum Akbar Baru Tiba - istri-akbar-tiba_20170331_141604.jpg
nurhadi/tribunsulbar.com
Munaria (Muna) menggendong bayinya di kediaman suaminya almarhum Akbar Bin Ramli (25), Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017).
Sedih, Istri dan Bayi Almarhum Akbar Baru Tiba - ular-piton_20170331_132454.jpg
tribunsulbar.com
Ular piton sepanjang tujuh meter yang menelan Akbar (25) warga Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar.
Sedih, Istri dan Bayi Almarhum Akbar Baru Tiba - kediaman-almarhum-akbar_20170330_181126.jpg
Nurhadi/tribunsulbar.com
Kediaman almarhum Akbar di Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, Kamis (30/3/2017). [dok. Nurhadi/Tribunsulbar.com]
Sedih, Istri dan Bayi Almarhum Akbar Baru Tiba - ular-sulbar_20170330_175409.jpg
Nurhadi/tribunsulbar.com
Sepatu boot, baju cadangan, dan penutup kepala milik almarhum Akbar yang tersisa saat ditelan ular piton raksasa di kebun sawit Akbar, Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, Kamis (30/3/2017). Foto diabadikan Nurhadi/tribunsulbar.com.
Sedih, Istri dan Bayi Almarhum Akbar Baru Tiba - akbar_20170329_131723.jpg
TRIBUNSULBAR.COM/NURHADI/REPRO
Jasad Akbar, petani kelapa sawit di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, saat dikeluarkan dari perut ular piton yang memangsanya, Senin (27/3/2017) malam. Foto Akbar semasa hidup (kanan).

Baca juga: Beginilah Media Amerika dan Inggris Berkiblat ke Tribun Timur Terkait Ular Piton Sulbar

Jenazah Akbar dimakamankan di pekuburan Islam, Pantai Desa Salubiro, Selasa (28/3/2019) sekitar pukul 11.00 Wita.

"Anak pertamanya berusia lima tahun,sementara anak keduanya baru berusia tiga bulan," ujar Ramli.

Tiga bulan sebelum kematiannya, Akbar mengantar Muna ke Palopo, kampung halaman Muna.

Setelah 10 hari kelahiran anak kedua mereka, Akbar kembali ke Salubiro mengais nafkah.

“Mau sekali lihat itu anaknya yang bayi, karena Akbar tinggalkan saat bayi berusia 10 hari, tapi,” kata Ramli, menangis.

Baca juga: Ular yang Menelan Akbar Diakui Piton Ganas, Masih Ada 5, Petani Salubiro Takut ke Kebun

Akbar, di mata keluarga, adalah sosok pendiam.

"Sabar sekali ini Akbar, pendiam," kata Ramli.

"Karena sabarnya, dia tidak pergi cari kerja. Jadi saya suruh saja kerja sawit karena dia tidak tahu pergi cari kerja."

Baca juga: Mamuju ‘Sarang’ Ular Piton Terbesar di Indonesia

Firasat Kematian Akbar

Di mata keluarga, ada yang “aneh” jelang kematian Akbar Bin Ramli (25).

Gelagat Akbar dianggap lain ketika berangkat dari rumah ke kebun sawit, Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Minggu (26/3/2017) pagi.

"Barusan (Akbar) ini tidak bawa HP (handphone) sama naik motor,” kata paman Akbar, Adhan Andi Sirajuddin (45) saat ditemui Tribunsulbar.com di kediaman duka, Desa Salubiro, Kamis (30/3/2017).

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved