Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Warga Tewas Ditelan Ular

Ini Bedanya Ular Piton Pemangsa Akbar dari Piton Kebanyakan, Petani Sawit Salubiro Masih Ketakutan

“Ada tujuh ekor ular piton besar yang menyebar, dan baru dua yang berhasil dibunuh, termasuk yang menelan Akbar," katanya.

Penulis: Nurhadi | Editor: Ilham Mangenre
TRIBUNSULBAR.COM/NURHADI/REPRO
Jasad Akbar, petani kelapa sawit di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, saat dikeluarkan dari perut ular piton yang memangsanya, Senin (27/3/2017) malam. TRIBUNSULBAR.COM/NURHADI/REPRO 

Laporan Wartawan Tribunsulbar.com, Nurhadi

TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU TENGAH- Ular piton raksasa yang menelan Akbar “Salubiru” Bin Ramli (25) diakui jenis piton ganas.

"Ganas memang ini ular,” kata Abidin kepada Tribunsulbar.com di lokasi kejadian, kebun sawit Akbar, Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis (30/3/2017).

Baca juga: Ayah Akbar: Langsung Lembek Badanku Dengar Anakku Ditelan Ular Piton

Abidin salah satu di antara puluhan warga yang terlibat melumpuhkan ular pemangsa Akbar, Senin (27/3/2017) malam.

“Karena (ular piton itu) kayak hitam kecoklatan, tidak seperti piton yang sebelumnya ditemukan," tutur Abidin menjelaskan alasan ular tersebut ganas.

Paman almarhum Akbar, Adhan Andi Tadjuddin saat menemani reporter Tribunsulbar.com Nurhadi Para' di lokasi Akbar ditelan ular piton raksasa, kebun sawit Akbar, Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, Kamis (30/3/2017).
Paman almarhum Akbar, Adhan Andi Sirajuddin saat menemani reporter Tribunsulbar.com Nurhadi Para' di lokasi Akbar ditelan ular piton raksasa, kebun sawit Akbar, Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, Kamis (30/3/2017). (nurhadi/tribunsulbar.com)

Abidin, paman almarhum Akbar yaitu Adhan Andi Sirajuddin (45), dan Abdul Rahim (kakak ipar Akbar) menemani reporter Tribunsulbar Nurhadi ke lokasi kejadian.

Baca juga: Cerita Paman, Beginilah Akbar Ditelan Ular Piton, Duduk dan Diseret 10 Meter

Petani sawit ini juga sering mendapati ular piton di kawasan tersebut.

"Saya pernah juga dapat ular yang memangsa babi, biar (ular piton itu) diinjak kepalanya, tidak goyang, tapi ini yang menelan Akbar, melawan waktu mau dilumpuhkan," cerita Abidin.

Baca juga: Beginilah Media Amerika dan Inggris Berkiblat ke Tribun Timur Terkait Ular Piton Sulbar

Dia memperikirakan, ular piton maut itu hampir saja masuk ke perkampungan warga mencari mangsa.

“Karena ular tersebut merupakan jenis ular pemangsa yang ganas, memiliki ciri hitam kecokelatan,” katanya.
Ular itu juga, lanjut Abidin, cukup kebal senjata tajam.

"Lebih sepuluh kali kami tombak, belum dimakan (belum mati)," ujarnya.

Warga haru berpuluh-puluh kali menyerang ular dengan senjata tajam baru lumpuh, mati.

Kerap Dililit Piton Tapi

Abidin menceritakan pula, warga daerah Desa Salubiro, terutama pekebun sawit, kerap dililit ular piton.

“Tapi tidak sampai ada yang ditelan.”

Abdul Rahim mengatakan, kemungkinan ular pemangsa Akbar marasa terganggu.

“Karena ekor ular tersebut sudah hilang (terpotong), diperkirakan sekitar 20 sentimer,” kata Abdul Rahim kepada Tribunsulbar.com.

Baca juga: Anggota DPRD Torut Ini Bertetangga Kebun Sawit Akbar: Ini Pertama Ular Piton Telan Manusia

Baca juga: Detik-detik Warga Bunuh Ular Piton yang Menelan Akbar, Tiga Kelompok 60 Orang

Masih Ada 5 Piton Raksasa

Menurut Adhan Andi Sirajuddin, ada tujuh ular piton raksasa di perkebunan sawit Salubiro yang warga ketahui.

“Ada tujuh ekor ular piton besar yang menyebar, dan baru dua yang berhasil dibunuh, termasuk yang menelan Akbar," katanya.

Artinya, jika jumlah demikian pasti, tersisa lima piton raksasa yang bersarang di Salubiro.

"Di sini memang banyak, pernah juga sebelumnya kita bunuh, saat melakukan pembukaan lahan sawit,” kata Adhan.

Menurut Adhan, pada tahun 1983, petani sawit Salubiro menemukan piton raksasa yang sudah tidak bisa bergerak, masih hidup.

"Saat itu masih kebun coklat, belum ada sawit, ditemukan ular piton, saking besarnya, tidak bisa goyang dan sudah dikelilingi rumput,"cerita Adhan.

Dua petani sawit ketika itu, Ambo Anang dan Ba'du Aman, yang menemukan.

“Saat itu, keduanya hendak meruncinkan kayu dan menjadikan ular itu sebagai landasan (dikira batang kayu tempat bertumpu),

barulah diketahui kalau itu ternyata ular, saat keluar darah, ular luka (terkena parang)," tutur Adhan.

Takut ke Kebun

Kini warga Salubiro dihantui ular piton.

Jasad Akbar, petani kelapa sawit di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, saat dikeluarkan dari perut ular piton yang memangsanya, Senin (27/3/2017) malam. Foto Akbar semasa hidup (kanan).
Jasad Akbar, petani kelapa sawit di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, saat dikeluarkan dari perut ular piton yang memangsanya, Senin (27/3/2017) malam. Foto Akbar semasa hidup (kanan). (TRIBUNSULBAR.COM/NURHADI/REPRO)

Menurut Adhan, petani takut ke kebun setelah melihat nasib tragis Akbar.

Baca juga: Soal Akbar Ditelan Ular Piton, Ini Tips dari Peneliti Herpetologi IPB

"Sekarang warga di sini takut pergi di kebun. Tidak ada juga upaya warga sekitar mau lakukan operasi karna takut," katanya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved