Mado, Sosok di Balik Melimpahnya Hasil Panen Warga Sidrap
Petani Sereang tak akan berani membajak sawah ataupun panen sebelum Mado memulainya lebih dahulu.
Penulis: Amiruddin | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunSidrap.com, Amiruddin
TRIBUNSIDRAP.COM, PANGKAJENE - Sidrap sudah lama dikenal sebagai sentra beras nasional.
Ternyata, kesuksesan Sidrap menjadi sentra beras juga berkat andil Mado.
Mado merupakan sosok yang dituakan di suatu kampung.
Ia menjadi panutan sekaligus orang yang diteladani para petani.
Seorang Mado bernama H Tare' (70) asal Desa Sereang, Maritengngae Sidrap, menjadi pemimpin para petani.
Petani Sereang tak akan berani membajak sawah ataupun panen sebelum ada perintah dari Mado.
Baca: Belum Ada Dana, Ketua Satgas Saber Pungli Sidrap Mengeluh
Mado mulai turun membajak sawah setelah ada petunjuk dari hasil Tudang Sipulung (musyawarah) warga Sereang.
"Tidak boleh turun mengolah sawah sebelum H Tare' memulai," kata Kepala Desa Sereang Ukkas Sulaimana kepada TribunSidrap.com, Senin (20/3/2017).
"Masyarakat takut melanggar keputusan tudang sipulung, karena tidak mau gagal panen," kata Ukkas.
Menjadi seorang Mado rupanya tidak mudah.
Seorang Mado tidak boleh berhubungan badan sembilan hari setelah turun perdana ke sawah.
"Mado juga tak boleh berhubungan badan sembilanhari setelah padi mulai berbuah," kata Ukkas yang juga Ketua Apdesi Sidrap itu.
H Tare' mengatakan, posisi Mado di Sereang baginya adalah sebuah amanah.
