Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Meski Sibuk, Aktivis Perempuan Maros Ini Tetap Punya Waktu untuk Keluarga

Waktu luangnya khusus untuk liburan di tempat wisata seperti permandian air terjun Bantimurung

Penulis: Ansar | Editor: Anita Kusuma Wardana
HANDOVER
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Maros dan Perempuan Bergerak, Tenripada. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Tenripada, seorang aktivis perempuan yang menjadi Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Maros dan Perempuan Bergerak, sibuk dengan organisasinya.

Meski begitu, adik kandung anggota DPRD Sulsel ini, tetap memberikan waktu luangnya untuk mengurus dan liburan bersama anknya, Aisyah Nurul Aqila Sari (6) dan Ahmad Lutfil Hakim (4).

Baca: Di Makassar, Peringatan Hari Perempuan Internasional Dipusatkan di Fort Rotterdam

Waktu luangnya khusus untuk liburan di tempat wisata seperti permandian air terjun Bantimurung dan berenang di kolam renang hotel yang ada di Makassar.

Istri seorang pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Maros  ini mengaku tidak pernah diprotes oleh keluarganya, sejak menjadi aktivis perempuan tahun 2003 lalu.

Baca: Ini Harapan Anggota Korem Mamuju Jelang Peringatan Hari Perempuan Internasional

"Sampai saat ini, tidak ada yang protes. Tapi kadang juga sayamerasa berat. Makanya kalau hari libur, waktu saya khusus untuk anak. Kami pergi berenang atau ke tempat wisata," kata warga perumahan Regency Maros ini, Selasa (7/3/2017).

Biasanya, Tenripada meninggalkan rumahnya untuk kepentingan lembaganya, pukul 9.00 wita. Dia kembali pada pukul 18.00 wita, atau sebelum salat Magrib.

Menurutnya, Momentum Internasional Woman Day (IWD) yang dirayakan setiap 8 Maret setiap tahunnya, bukan hanya sekedar simbol, namun sebagai momen untuk memperingati keberhasilan perempuan di bidang ekonomi, politik dan sosial.

Baca: Agus Arifin Numang Ceramahi Aktivis Perempuan Bahaya Korupsi

Peringatan tersebut bertujuan untuk mengapresiasi dan menghormati perempuan atas perjuangannya.

"Berada didalam pusaran gerakan perempaun memang tidak gampang. Tantangan internal seperti perspektik keluarga yang masih dengan mindset patriarki," ujarnya.

Tantangan internal yang masih kental dengan stereotype pada perempuan bahwa perempuan lemah, perempuan tidak bisa jadi pemimpin.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved