Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Diplomasi Jalur Kedua Antara Indonesia dan Australia

Konsul-Jenderal Australia di Makassar, Richard Mathews, menyatakan “Inilah pertama kalinya Festival Sinema-Australia Indonesia diadakan di Makassar.

Editor: Jumadi Mappanganro
zoom-inlihat foto Diplomasi Jalur Kedua Antara Indonesia dan Australia
Sudirman Nasir

Selain film-film Australia seperti Lion, film-film Indonesia dan pelaku film di Tanah Air seperti sutradara muda yang mulai diakui di panggung internasional yang juga adalah alumni sebuah universitas di Australia, Mouly Surya, menayangkan filmnya yakni What They Don’t Talk About When They Talk About Love di Makassar.

Festival tahun ini memamerkan pula karya sineas-sineas muda dalam Kompetisi Film Pendek. Dari hampir 300 film pendek yang masuk, enam finalis telah dipilih untuk berkompetisi memenangkan kesempatan hadir di Melbourne International Film Festival pada Agustus tahun ini.

Konsul-Jenderal Australia di Makassar, Richard Mathews, menyatakan “Inilah pertama kalinya Festival Sinema-Australia Indonesia diadakan oleh Konsulat Jenderal Australia di Makassar.

Festival ini mencontohkan kreativitas dunia perfilman di kedua negeri kita”, tambah Richard. Lewat film-film Australia yang ditayangkan dalam festival ini, warga Makassar dan Indonesia dapat melihat keindahan sekaligus kompleksitas negara dan warga negara tetangga terdekat kita di selatan ini.

Saling memahami dan menghargai karena pengetahuan yang meningkat mengenai negara tetangga kita akan memperkuat hubungan antar kedua negara dan hubungan antarwarga kedua negara.

Apalagi karena secara historis hubungan antar warga kedua negara sebenarnya sudah terentang lama.

Banyak di antara kita misalnya mungkin belum mengetahui bahwa tidak sedikit warga Australia pada saat revolusi fisik mendukung upaya para pejuang Indonesia melawan tentara-tentara Belanda (NICA).

Salah satu dukungan warga Australia yang paling fenonemal adalah boikot banyak anggota serikat buruh di Kota Brisbane, Queensland pada tahun 1947 terhadap kapal Belanda yang membawa persenjataan tentara-tentara NICA.

Boikot ini kemudian dikenal luas sebagai peristiwa Black Armada. Perdana Menteri kita saat itu , Sutan Syahrir, secara tegas menghargai dukungan warga Australia itu.

Dalam sebuah pidatonya, Syahrir berkata “Teman-teman di Australia, saya tidak banyak dikenal di antara kalian. Namun meskipun begitu saya menyebut kalian kawan-kawan saya....(khususnya) kepada para pekerja yang menolak mengangkut barang dan senjata ke kapal-kapal Belanda yang akan digunakan untuk melawan republik kami, juga kepada ribuan orang yang melancarkan demonstrasi-demonstrasi mendukung kemerdekaan kami, kalian adalah kawan-kawan saya”.

Ya, Indonesia dan Australia memang adalah teman dan tetangga dekat. Festival film seperti ini memperkuat hubungan antarwarga kedua negara. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Nikah Massal

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved