Polsek Bajeng Dinilai Tak Profesional Tangani Laporan Warga
Keluarga Musdalifah, Syafriadi Djaenaf, saat ditemui di Mapolres Gowa, mengatakan keponakannya itu dilaporkan dengan dua kasus dalam satu laporan.
Penulis: Waode Nurmin | Editor: Anita Kusuma Wardana
lihat foto
Laporan Wartawan Tribun Timur Wa Ode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA- Kepolisian Sektor Bajeng dinilai tidak profesional dalam menangani sebuah kasus.
Pasalnya, seorang warga di Desa Panciro, Kecamatan Bajeng, Musdalifah Chaeruddin, merasa dicemarkan nama baiknya karena dilaporkan membawa lari anak di bawah umur.
Keluarga Musdalifah, Syafriadi Djaenaf, saat ditemui di Mapolres Gowa, mengatakan keponakannya itu dilaporkan dengan dua kasus dalam satu laporan.
"Ini yang lucu. Laporannya itu undangan klarifikasi tentang pencemaran nama baik, tapi di poin ketiga malah tulisannya untuk kepentingan penyelidikan atas tindak pidana membawa lari anak di bawah umur. Ini keponakan hampir dipukul sama orangtuanya karena dikira bawa lari anak cowok. Pencemaran nama baik ini" katanya Rabu (25/1).
Kasus ini dinilai Syafriadi sangat lucu, sebab keponakannya itu dilaporkan mencemarkan nama baik anak mantan camat Bajeng yang bernama Nur Fadhila.
"Kasusnya sudah lama, Desember lalu. Ini ponakan ada upload foto di FB suasana didalam kantor desa Panciro. Baru status nya "ada penampakan di kantor desa". Didalam foto itu ada si Nur Fadhila ini anak mantan Camat Bajeng pak Firdaus duduk disitu tapi membelakangi kamera. Dia juga tidak sebut namanya,"jelasnya.
Karena tersinggung dikatai penampakan, Nur Fadhila melaporkan Musdalifah ke Polsek Bajeng atas kasus pencemaran nama baik.
Syafriadi pun menganggap jika cara kerja Polsek Bajeng menyangkut kasus pencemaran nama baik di medsos sebaiknya ditelaah lebih mendalam. Termasuk unsur yang bisa menyalahi UU ITE.(*)
