Pertanyakan Soal Irigasi Kalamisu, Aktivis Sinjai Datangi PSDA Sulsel
Padahal sudah menghabiskan anggaran yang cukup besar yakni Rp 40 miliar.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Anita Kusuma Wardana
lihat foto
Laporan Wartawan Tribun Timur, Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, SINJAI- Sejumlah aktivis asal Kabupaten Sinjai mendatangi kantor Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Sulawesi Selatan di Makassar, Jumat (20/1/2017).
Maksud kedatangan mereka yakni mempertanyakan alasan tak difungsikannya irigasi Kalamisu. Padahal sudah menghabiskan anggaran yang cukup besar yakni Rp 40 miliar.
"Tak difungsikannya irigasi itu membuat sawah petani mengering dan dipastikan tanaman mereka bakal tak dapat dipanen nantinya," kata aktivis petani asal Sinjai Malik Zain.
Dalam pertemuan itu diterima oleh Kepala Bidang Kabid Irigasi,Rawa,Pantai dan Air Baku Dinas PSDA Propinsi Sulsel Burhanuddin Akib. Dia menjelaskan bahwa penyebabnya karena petugas pengaturnya tidak bekerja maksimal.
Menanggapi hal tersebut,Burhanuddin Akib mengakui, tidak mengalirnya air hingga ke swah warga disebabkan karena pemeliharaan jaringan yang tidak maksimal disebabkan karena adanya pemangkasan APBN untuk peliharaan jaringan Irigasi Kalamisu serta pada persoalan personil penjaga pintu air.
Dalam pertemuan tersebut terungkap kurangnya koordinasi antara Dinas PSDM dan Pemerintah Kabupaten Sinjai, utama personel PPA dilapangan.
Terkait kondisi itu ,Burhanuddin meminta agar Dinas PSDA Sinjai mengatur petugas penjaga air yg ada di kabupaten ,dan penggajiannya tetap ditanggung provinsi.
Sementara Wakil Ketua DPRD Sinjai A Kartini Ottong yang ikut mendampingi aktivis ke Makassar mengharapkan kepada instansi terkait untuk segera menindaklanjuti hasil pertemuan ini ,dan meminta kepada Dinas PSDA Sinjai untuk segera mencarikan langkah taktis.(*)
