Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bentrok Satpol PP vs Polisi

Kisruh Satpol PP vs Polisi Sabhara Bakal Berakhir Damai

Danny menjelaskan alasan ia memilih berdamai dengan Polisi, itu karena pihaknya berprinsip kenegaraan.

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Ina Maharani
TRIBUN TIMUR/SALDY
Lewat smartphone, Yugo memperlihatkan pertemuannya dengan kuasa Hukum Pemkot Makassar bahas perdamaian. 

Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kisruh  Satpol PP Makassar versus  Polisi Sat Sabhara Polda Sulsel segera menemukan titik terang.

Kedua institusi negara ini, bakal berdamai dengan waktu sesegera mungkin.

Kuasa hukum oknum polisi yang diduga pelaku penyerangan Kantor Balaikota Makassar, Yusuf Gunco mengatakan pihaknya sudah bertemu dengan kuasa hukum Pemkot Makassar Salasa Alber disebuah restoran di Makassar, membahas perdamaian itu.

"Kemarin kami bertemu secara tertutup, alhamdulilah, kami berdua sepakat berdamai," ujar Yugo sapaan Yusuf, Kamis (19/1/2017).

Adapun bentuk perdamaian kedua pihak, itu akan dilakukan pencabutan laporan Polisi oleh Pemkot Makassar.

Tentunya, hal ini sangat di apresiasi oleh Yugo. Bagaimana tidak,  perdamaian ini akan berdampak positif untuk hubungan kemitraan antara Pemkot Makassar dan Polisi.

"Atas perdamaian ini, kami menunggu respon Walikota Makassar untuk diteken diatas kertas sebagai bukti damai," kata Yugo.

Sementara itu, Kuasa Hukum Pemkot Makassar Salasa Alber membenarkan hal tersebut.

"Iya, saya dan tim sudah bertemu dengan pihak kuasa hukum Polisi. Ini untuk kebaikan keduanya, jadi kami srpakat damai," ujar Salasa.

Terkait dengan agenda pencabutan laporan Polisi itu, Salasa mengaku menunggu instruksi Wali Kota Makassar Danny Pomanto.

Terpisah, Wali Kota Makassar Danny Pomanto saat dihubungi via telepon mengatakan hal senada.

Ia mengatakan telah mendapat penyampaian dari Salasa Alber soal perdamaian kasus penyerangan kantor Balaikota Makassar.

"Betul itu, saya sudah disampaikan. Nanti setelah saya pulang ke Makassar, laporan ini akan kami cabut. Sesegera mungkin kami tindak lanjuti kesepakatan ini," katanya.

Danny Pomanto mengatakan ada tiga kasus atas kisruh ini, diantaranya pengrusakan kantor Balaikota Makassar, pemukulan Anggota Satpol PP, dan kasus pembelaan oleh Jusman anggota Satpol PP Makassar yang diduga menikam salah seorang Polisi saat masuk di kantor Balaikota Makassar.

Dari ketiga kasus ini, Pemkot Makassar kata Danny akan fokus kepada kasus yang mendudukkan Jusman sebagai tersangka.

Danny menjelaskan alasan ia memilih berdamai dengan Polisi, itu karena pihaknya berprinsip kenegaraan.

Menurutnya Pemerintah setempat dan Polisi itu saling membutuhkan, keduanya memiliki kepentingan besar yakni menciptakan perdamaian di Makassar.

"Apa jadinya jika Pemerintah beda paham dengan institusi hukum. Kan fatal, olehnya perdamaian ini penting untuk negara," Danny menambahkan.

Besar harapan Danny, insiden ini tidak terjadi untuk kedua kalinya. Biarlah kata Wali Kota berlatar arsitek ini menjadi instropeksi dan menjadi pembelajaran bagi keduanya.

Adapun keputusannya, yakni dua kasus Polisi vs Satpol PP akan dicabut, sepeeti pengrusakan Kantor Balaikota, dan pemukulan.

Sekadar diketahui, kasus penyerangan Kantor Balaikota, atas persoalan oknum yang melibatkan rekan-rekannya, sehingha menjadi bias dan membawa nama institusi.

Kedua aparat ini, saling serang yang dimulai di Pantai Losari dan berlanjut di Kantor Balaikota.

Parahnya lagi, kedua pihak bertikai dengan memakai seragam lengkap atau dinas harian.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved