Pembunuhan di Pulomas
"Di Balik Kejadian Ini Tersimpan Suatu Cerita yang Sangat Luar Biasa"
Edi Saputra (50), karyawan Dodi Triono mengakui, bosnya pernah menjadi kolektor mobil-mobil super kencang seperti Ferrari, Lamborghini, dan BMW sport.
Karena itu, polisi menduga peristiwa mengenaskan di Pulomas adalah peristiwa pembunuhan.
"Masih diduga pembunuhan, bukan perampokan karena tak ada barang yang hilang," katanya.
Dodi Triono merupakan salah satu korban tewas dalam penyekapan terhadap 11 orang di kamar mandi berukuran sekitar 1,5x1,5 meter.
Korban tewas lainnya adalah dua putri Dodi, remaja putri tamu keluarga Dodi, serta dua pengemudi keluarga Dodi. Sedangkan lima orang lainnya selamat.
Sebelas orang tersebut disekap di kamar mandi di dalam rumah Dodi di Jalan Pulomas Utara No 7A, Kelurahan Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur.
Mereka disekap sejak Senin (26/12/2016) sore, dan ditemukan pada Selasa (27/12/2016) pagi.
Saat ditemukan, kondisi mereka sangat mengenaskan.
Korban tewas dan korban yang masih hidup saling tumpang tindih.
Dodi merupakan arsitek yang juga memiliki bisnis di bidang konstruksi dan properti.
Dia juga dikenal sebagai kolektor mobil sport kelas atas.
Edi Saputra (50), karyawan Dodi Triono mengakui, bosnya pernah menjadi kolektor mobil-mobil super kencang seperti Ferrari, Lamborghini, dan BMW sport.
"Sekarang mobil-mobil sport-nya sudah dijual. Mobilnya tinggal empat di antaranya Vellfire, BMW sport, Honda Brio seri sport. Bapak biasanya pakai Honda Jazz yang abu-abu, yang ada di depan rumah tempat kejadian," paparnya.
Dodi juga memiliki rumah lain di wilayah Pulomas, persisnya di kompleks Pulomas Residence.
Dodi dan keluarganya sempat menempati rumah itu.
Dia kemudian pindah ke rumah di Jalan Pulomas Utara karena rumah di Pulomas Residence direnovasi.