citizen reporter
Kemenpar RI Petakan Jalur Wisata Sepeda di Sulsel
Kegiatan bersepeda mengambil start di Benteng Rotterdam, Makassar, Rabu (15/11/2016), menuju spot wisata di Ramang-rammang, Maros.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Ridwan Putra
Aziz Kuba
Komunitas Touring Sulsel
melaporkan dari makassar
TIM Kementerian Parawisata dan Kebudayaan (Kemenpar) RI mulai melakukan mapping atau pemetaan dan penilaian jalur sepeda turing di kawasan wisata di Sulsel.
Pemetaan itu meliputi jalur turing di kawasan wisata Kabupaten Pangkep, Kabupaten Maros, Kabupaten Sinjai, dan Malino di Kabupaten Gowa.
Kegiatan bersepeda mengambil start di Benteng Rotterdam, Makassar, Rabu (15/11/2016), menuju spot wisata di Ramang-rammang, Maros. Dari situ kemudian dilanjutkan ke kawasan wisata Purbakala Leang-leang dan wisata permandian Bantimurung.
"Ini untuk hari pertama kegiatan Mapping dan Assessment Potensi Rute Cycling Touring di Sulsel. Kegiatan ini dilakukan selama tiga hari dengan bersepeda, " kata Roby Ardiwidjaja, ketua Tim pengembangan wisata sapeda, peneliti pada Deputi Bidang Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Parawisata RI kepada wartawan.
Pada hari kedua, turing dilanjutkan ke Kabupaten Sinjai dan esoknya perjalanan dilanjutkan ke Malino, Kabupaten Gowa dan finish di Makassar. Menurut Roby wisata kepetualangan, termasuk wisata sepeda menjadi isu keparawisataan secara global. Di Indonesia, kata dia, animo wisata ramah lingkungan dengan bersepeda juga lagi booming berbagai daerah.
Karena itu, kementerian melakukan pemetaan jalur sepeda wisata untuk melihat atraksi atau daya tarik spot setempat dan akan melakulan penilaian layak atau tidak layaknya suatu kawasan wisata yang dikunjungi. Sepeda wisata juga diharapkan mampu mendongkrak kunjungan.
Assesment atau penilaian layak atau tidak layak itu, kata dia, diantaranya, seperti ketersediaan dukungan rumah makan atau warung, rumah sakit, Bank atau ATM, keamanan, penginapan atau hotel. Selain itu juga dilakukan penilaian sepanjang jalan menuju destinasi. Seperti kondisi jalan dan atraksi.
"Mapping dan mendata titik dengan tingkat akurasi menggunakan GPS dan berbasis website dan nantinya akan dikembangkan ke aplikasi smartphone, " ujarnya.
Menurut Roby hasil kegiatan ini akan diunggah ke peta wisata Indonesia, meski sudah ada peta ekowisata, tapi yang ini lebih spesifik untuk jalur sepeda. "Penelitian dengan action ini akan dirampungkan hingga tiga atau empat tahun, " kata dia.
Dia juga menjelaskan hasil assesment akan diberikan kepada pengelolah sebagai rekomendasi dan masukan. Setelah jelajah yang dilaksanakan atas kerja sama dengan komunitas sepeda di Makassar yang diwakili oleh Syarif dan Azis dari komunitas Be Young Care Rock dan komunitas
Touring Sulsel di beberapa daerah Sulsel, mapping dan assesment kemudian dilanjutkan ke Manado, Sulawesi Utara. Roby berharap kelanjutan mapping di Sulsel dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Parawisata Sulsel dan memanggil komunitas pesepeda tiap daerah di Sulsel untuk ikut bekerjasama dalam hal pemetaan.
"Jadi kegiatan ini adalah pilot project. Dinas Parawisata akan menjadi support dan komunitas sepeda menjadi leadingnya, " ujarnya. "Kita juga berharap komunitas sepeda ikut mengembangkan."(*)